View Full Version
Jum'at, 09 Jul 2010

Demi Tebusan,Tentara Tingkatkan Penyiksaan dan Penahanan Pada Rohingya

Buthidaung (Voa-Islam.com) - Personil angkatan bersenjata Burma dari batalion No.552, di desa Sanganet dari Kota Buthidaung, telah melakukan peningkatan penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan pemerasan di kalangan warga sipil Rohingya di Kota Buthidaung, Negara bagian Arakan, kata seorang pengusaha.

Mereka menangkapi warga desa dengan tuduhan yang tidak jelas. Para penduduk desa yang dibawa ke markas mereka dan ditahan selama enam sampai tujuh hari dan disiksa sampai mereka mendapatkan uang. Para tahanan kemudian dibebaskan, setelah membayar 500.000-600.000 Kyat (-+Rp,700 juta) setiap orangnya.

Untuk waktu yang lama hingga saat ini, tindakan penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan bentuk-bentuk perlakuan buruk terus berlangsung terhadap komunitas Rohingya.

Para tahanan mengalami perlakuan sangat buruk, termasuk kekurangan makanan, air, tidur dan dipukuli dengan tongkat bambu. Anggota keluarga juga harus membawa makanan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk para tahanan, kata seorang kerabat dari seorang tahanan yang baru dibebaskan setelah membayar uang tanpa ada tuduhan spesifik.

Ketika seorang tawanan bertanya kepada Nasaka mengapa ia ditangkap saat ia tidak melakukan tindak kejahatan, Nasaka berkata kepadanya, "Kami butuh uang."

..Muslim Rohingya ditangkap secara acak dan ditahan oleh tentara atau Nasaka (pasukan keamanan penjaga perbatasan Burma) tanpa dasar apapun, tuduhan palsu atau bukti yang dibuat-buat, dan baru bisa dibebaskan dengan jaminan uang..

Para penduduk desa ditangkap tanpa surat perintah apapun, dicegah dari kunjungan anggota keluarga, penyiksaan di pusat penahanan, dan tanpa akses ke perawatan medis yang memadai. Dewan Perdamaian dan Pembangunan Negara (SPDC) khususnya menargetkan Muslim Rohingya untuk penyalahgunaan status etnis, ras dan agama, kata seorang pemimpin lokal pada kondisi anonimitas.

Muslim Rohingya ditangkap secara acak dan ditahan oleh tentara atau Nasaka (pasukan keamanan penjaga perbatasan Burma) tanpa dasar apapun, tuduhan palsu atau bukti yang dibuat-buat, dan baru bisa dibebaskan dengan jaminan uang. Penahanan sewenang-wenang tersebut memiliki efek menanamkan perasaan dalam komunitas Rohingya bahwa mereka dapat ditangkap dan ditahan setiap saat, demikian Pusat Hak Asasi Manusia Irlandia melaporkan tahun ini.

Jelas bahwa MUslim Rohingya secara khusus ditargetkan untuk ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang atas dasar tidak memiliki status kewarganegaraan mereka, yang itu sendiri merupakan hasil dari diskriminasi etnis, rasial dan agama oleh junta militer Burma.

Penolakan kewarganegaraan bagi Muslim Rohingya seolah memberikan otoritas lokal seperti Nasaka, tentara dan polisi sebuah strategi penindasan yang telah baku. Penggunaan penyiksaan, perlakukan secara rendah atau hukuman merupakan komponen pokok dari seluruh kebijakan penganiayaan yang disengaja oleh pihak berwenang Burma. (kp)


latestnews

View Full Version