View Full Version
Sabtu, 10 Jul 2010

Serangan Membabi Buta Tentara Filipina Tewaskan Bocah 3 Tahun

Mindanao (Voa-ISlam.com) - Seorang bocah laki-laki tewas di tempat dan tujuh warga sipil lainnya luka parah ketika tembakan mortir sembarangan yang dilakukan oleh pasukan Batalyon Infanteri 29 (IB) dari Angkatan Darat Filipina dan pasukan paramiliter (CVO) dari Datu Piang, Mindanao mendarat di kamp pengungsian masyarakat di Sitio Binandal, Barangay Macasendeg, Pikit, provinsi Cotabato sore kemarin (08/07).

Korban tewas di tempat diidentifikasi sebagai Mohammad Jehar Abdul, 3 tahun. sementara yang terluka parah adalah 2 orang bocah perempuan, Amiyah Kasim, 9, Lagalaga Kasim, 4, seorang wanita dewasa, Fatima Buka, 29, seorang remaja laki-laki, Moslimin Sali, 14, dan dua orang lelaki dewasa Tutin Pamaloy, 33, dan Taukan Abdul, 32.

Sampai tulisan ini dibuat, informasi yang disampaikan dua orang yang terluka parah sudah meninggal, membuat jumlah korban jiwa menjadi 3 orang. identitas mereka masih belum teridentifikasi.

Sumber dari lapangan mengatakan korban terkena tembakan mortir 81mm yang ditembakkan dari detasemen Batalion Infanteri (IB) ke-29 dan pasukan paramiliter (CVO) di sekitar Baranagys Reina Regente dan Damabalas di Datu Piang, Mindanao sekitar pukul 14:55.

Para korban tersebut berada di daerah aman saat terkena mortar ketika terjadi pertempuran di Reina Regente antara unsur-unsur gabungan dari Bataion Infanteri ke-29 dan pasukan paramiliter (CVO) melawan kelompok Tata Uy karena perseteruan politik dan pribadi, yang populer disebut sebagai Rido.

5 peluru mortar 81mm menghantam Macasendeg dan salah satunya mengenai korban hingga tewas.

..Kami masih menyelidiki kasus ini, namun laporan awal mengindikasikan bahwa pejuang Moro di berada dibalik penyergapan yang menewaskan tiga orang mata-mata militer tersebut," kata Inspektur Kepala Amil Baanan

Para korban adalah pengungsi dari Barangay Dasawao, sebuah desa yang juga terletak berdekatan dengan Reina Regente. Mereka membangun tempat tinggal sementara di Makasendeg sejak pertempuran antara pasukan pemerintah dan MILF pada bulan Agustus 2008 pecah kembali setelah dibatalkannya perjanjian GRP - MILF tentang Memorandum Ancestral Domain (MOA-AD).

Ini adalah contoh kedua dari tembakan mortir sembarangan yang dilakukan oleh unit Angkata Bersenjata Filipina (AFP) yang menghantam warga sipil tak berdosa di tempat tinggal sementara para pengungsi di Makasendeg. Insiden pertama terjadi tahun 2009 yang juga mengenai warga sipil yang berada di kamp pengungsian tersebut.

Sementara itu dalam kejadian lain, pejuang Islam Moro membunuh tiga orang mata-mata militer Filipina di provinsi Sulu, Philipina selatan, kata pihak kepolisian Jum'at.

Polisi mengatakan para pejuang Moro menyergap ketiganya pada Kamis pagi di desa Bayog di kota Talipao. Mereka membunuh ketiganya yang di indentifikasi sebagai Alvin Angeles, 36, Jayson Paah, 29, keduanya merupakan penduduk dari Kota Zamboanga, dan seorang penduduk lokal, Omar Birin, 30.

Katiga korban, yang tengah mengendarai sepeda motor, sedang menuju ke kamp militer Filipina di Talipao ketika di sergap oleh  para pejuang Moro.

"Kami masih menyelidiki kasus ini, namun laporan awal mengindikasikan bahwa pejuang Moro di berada dibalik penyergapan yang menewaskan tiga orang mata-mata militer tersebut," kata Inspektur Kepala Amil Baanan, dari pasukan kepolisian provinsi Sulu. (luwaran, me)


latestnews

View Full Version