View Full Version
Ahad, 18 Jul 2010

5 Prajurit Nato Tewas Selama Akhir Pekan di Afghanistan

KABUL(voa-islam.com): Pasukan NATO (ISAF) di Afghanistan mengumumkan tewasnya lima prajurit, diantaranya dua prajurit Amerika dan dua Inggris, namun belum diungkapkan kebangsaan prajurit kelima, insiden itu bertepatan dengan diterbitkannya sebuah hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Afghanistan memiliki pandangan negatif terhadap pasukan NATO.

Pasukan NATO yang beroperasi dalam kerangka pasukan internasional untuk membantu pemulihan keamanan dan stabilitas di Afghanistan (ISAF) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu bahwa lima tentaranya tewas sejak Jumat kemarin akibat ledakan bom sporadis di pinggir jalan di Afghanistan selatan dan timur.

Seorang prajurit Amerika tewas Sabtu ini karena ledakan ranjau di Afghanistan timur, demikian juga Menteri Pertahanan Inggris mengumumkan bahwa seorang tentara Inggris juga tewas hari ini setelah ledakan ranjau darat yang dipasang di sisi jalan yang dilaluinya selama patroli pasukan infantri di distrik Sangin di provinsi Helmand selatan.

Pasukan multinasional juga melaporkan bahwa prajurit ketiga tewas hari Sabtu di Afghanistan selatan, tapi tidak menyebutkan kewarganegaraannya serta tidak memberikan rincian bagaimana dia tewas.

Dua tentara, salah satunya dari Inggris dan satunya lagi Amerika dari tentara ISAF tewas hari Jumat dalam ledakan di Afghanistan selatan.

Situasi di lapangan, sumber polisi Afghanistan dan NATO melaporkan bahwa serangan udara pasukan ISAF menargetkan satu posisi di Negara Bagian Kunduz, Afghanistan utara, menewaskan seorang komandan Taliban, Qari Latif serta 12 anggota pejuang ketika ada pertemuan di ladang.

Para pejabat ISAF di distrik Farah di Afghanistan barat, mengkonfirmasikan pada hari Jumat kemarin kematian Mullah Akhtar - mnurut klaim mereka - bertanggungjawab dalam operasi penyelundupan pejuang ke Afghanistan dari Iran dan elemen lain dari Taliban ke distrik tersebut, beliau meninggal dalam serangan udara keatas kamp Taliban Kamis lalu.

Investigasi:

Sementara itu, penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap motif di balik pembelotan seorang prajurit Afghanistan yang membunuh tiga tentara Inggris, meskipun dia anggota kelompok etnis yang menentang Taliban.

Kantor berita Associated Press menukil dari seorang sumber - berbicara dengannya melalui telepon - bahwa prajurit Afghanistan yang membelot dan berbalik melawan pasukan asing di Afghanistan sebagai bantahan terhadap tindakan pasukan asing membunuh warga yang tidak bersalah dan menggunakan anjing untuk memeriksa wanita.

Namun,seorang pejabat NATO mengatakan kepada kantor berita itu sendiri bahwa informasi yang diberikan oleh prajurit pembelot itu sama sekali bertentangan dengan informasi yang berkaitan dengan serangan itu sendiri, merujuk pada keterangan yang mengasumsikan bahwa pembelot menggunakan sebuah senapan otomatis tanpa menyebutkan rudal, yang sebenarnya digunakan dalam insiden itu.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Jerman Karl Theodore Tso Gothenburg membatalkan kunjungannya ke Afghanistan saat ini, kunjungan yang sebelumnya direncanakan untuk memeriksa pasukan negaranya yang ditempatkan di Baghlan, Afghanistan utara.

Menteri itu pada hari Jumat kemarin dengan sebuah helikopter telah berangkat dari kamp tentara Jerman di Kunduz menuju markas besar pasukan NRF di Baghlan, namun berita mengenai pecahnya pertempuran antara pasukan Jerman dan Taliban memaksa menteri untuk membatalkan kunjungan dan kembali ke Kunduz.

Menteri pertahanan Jerman, pada hari Kamis telah tiba di markas besar pasukan Jerman di Mazar-e Sharif di Afghanistan utara setelah gangguan pada pesawatnya, tertunda sekitar 16 jam dari jadwalnya.

Jajak Pendapat:

Dalam situasi Afghanistan secara umum sebuah jajak pendapat pada hari Jumat menunjukkan bahwa pasukan NATO telah gagal memenangkan hati dan pikiran warga Afghanistan, bahwa kebanyakan orang dalam kantong-kantong Taliban memandang pasukan asing dengan pandangan negatif dan melihat perlunya partisipasi Taliban dalam kekuasaan.

Hasil jajak pendapat, yang dilakukan oleh Dewan Internasional untuk Keamanan dan Pengembangan bersandarkan pada wawancara dengan 552 warga Afghanistan di Kandahar dan Helmand di Afghanistan selatan bulan lalu.

Survei mengungkapkan bahwa 70% dari peserta percaya bahwa operasi militer yang terjadi baru-baru ini di kawasan itu, menyakiti warga Afganistan, sementara 59% menentang serangan militer baru yang disiapkan pasukan NATO di Kandahar, sedangkan 55% menganggap bahwa NATO dan pemerintah Afghanistan yang memulai perang melawan Taliban.

(ar/aljazeera)


latestnews

View Full Version