View Full Version
Jum'at, 30 Jul 2010

As Shabaab Ancam Mogadishu Akan Menjadi Kuburan Tentara Uni Afrika

MOGADISHU (voa-islam.com): Kelompok bersenjata terkemuka di Somalia yang berjuang melawan pemerintah transisi telah memperingatkan bahwa Mogadishu akan berubah menjadi kuburan bagi pasukan Uni Afrika tambahan yang akan dikirim ke negara itu.

As-Shabaab, yang berhubungan dengan Al-Qoidah, memperingatkan bahwa keputusan pemerintah awal pekan ini untuk mengirim pasukan tambahan ke negara Tanduk Afrika hanya akan memperkuat tekad mereka untuk menggulingkan pemerintah.

"Pasukan tambahan yang mereka rencanakan akan dikirim ke sini tidak akan berbeda dari pasukan yang ditugaskan sebelumnya. Dengan kehendak Allah, Mogadishu akan menjadi kuburan mereka, sementara keluarga mereka akan menangisi ke rumah," Ali Mahamud Rage, juru bicara kelompok itu, mengatakan pada hari Kamis.

"Pemerintah (Transisi Somalia) awalnya gagal meyakinkan tuan kafir mereka untuk meningkatkan penambahan militer mereka di Somalia, dan sekarang mereka mengklaim pengiriman pasukan tambahan ke Mogadishu, itu hanya akan mengintensifkan perang suci kami terhadap mereka," katanya.

Uni Afrika mengadakan pertemuan puncak tiga hari di Kampala awal pekan ini di mana disetujui untuk meningkatkan pasukan penjaga perdamaian dengan mengirimkan 4.000 tentara lain, dan mengatakan itu penting untuk meningkatkan keamanan di Somalia serta di negara-negara sekitarnya.

Memperluas jangkauan


Keputusan itu datang setelah As-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas pemboman ganda di Kampala yang menyebabkan 76 orang tewas pada 11 Juli, yang mengatakan itu adalah hukuman karena peran utama Uganda didalam pasukan penjaga perdamaian.

Serangan itu adalah yang pertama diluncurkan oleh As-Shabaab diluar Somalia, menunjukkan bahwa pengaruh kelompok itu telah meningkat dan memperluas jangkauan menjelang KTT AU.

6.000-tentara kekuatan Uni Afrika di Somalia telah terlibat dalam pertempuran sengit dengan As-Shabaab.

Kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa jika pasukan pemerintah diijinkan untuk memperluas operasi mereka, maka warga sipil di Somalia akan lebih dahulu terkena kekerasan. Ribuan orang tewas dalam baku tembak tahun ini saja akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang As-Shabaab yang mengamuk di jalan-jalan Mogadishu.

Somalia telah didera oleh konflik selama beberapa dekade, dengan pertarungan dan pertempuran yang terus meletus setelah pasukan Ethiopia, yang beroperasi dengan persetujuan Amerika Serikat, menginvasi dan menggulingkan Uni Pengadilan Islam, yang pemerintahannya telah membawa sebuah periode relatif stabil terhadap negara itu sebelumnya. (za/alj)


latestnews

View Full Version