View Full Version
Ahad, 29 Aug 2010

Kelompok Pejuang Islam Perluas Pengaruh di Somalia

MOGADISHU (voa-islam.com): Awal pekan ini milisi Islam As Shabaab mengumumkan akan melakukan perlawanan nyata terhadap pemerintah sementara, dan itu bukan ancaman kosong. Selasa lalu (24/08) beberapa orang yang menyamar sebagai tentara memasuki sebuah hotel di Mogadishu, di mana politisi kerap bertemu. Salah seorang dari mereka meledakkan bom yang ditempatkan di badannya. Lebih dari 30 orang tewas, di antaranya enam anggota parlemen.

Presiden Somalia Sheikh Sharif Ahmed merasa perlu memberikan pernyataan mengenainya. Ia mengatakan, "Berkaitan dengan keamanan anggota pemerintahan, rupanya musuh sudah menggunakan taktik baru. Oleh sebab itu, kami akan menggunakan strategi baru, dan akan segera kami laksanakan.“ Pengumuman tidak jelas tersebut tidak dapat menyelubungi fakta lagi. Presiden sudah terdesak. Pemerintahannya masih berdiri hanya karena dukungan sekitar 6.000 tentara perdamaian, yang ditempatkan Uni Afrika di negaranya.

Dapat Dukungan Al Qoidah


Kelompok-kelompok Islam tidak hanya mengambil alih kekuasaan di ibukota, melainkan di hampir seluruh negara. Dalam bulan-bulan terakhir mereka semakin kuat. Menteri Penerangan Abdirahman Osman mengatakan, "As Shabaab didukung secara finansial oleh Al Qoidah. Mereka melancarkan perang terhadap kami. Dan insiden seperti kali ini tambah memperkuat tekad mereka. Semakin banyak pejihad akan datang ke Somalia. Jadi pemerintah dan militer kami akan tetap berada di sini dan menghadapi mereka.“

Sering dilaporkan bahwa negara itu menjadi tempat perkumpulan pejuang internasional. Bersama milisi As Shabaab juga ikut orang-orang dari Afghanistan, Pakistan dan Chechnya. Terutama AS menganggap Somalia, seperti halnya Yaman, tempat pelatihan teroris. Oleh sebab itu, menurut laporan yang tidak dibenarkan, AS sekarang telah menempatkan militer dan agen rahasia CIA di negara tetangga Somalia, yaitu Kenya dan Ethiopia, agar aksi terselubung di daerah Tanduk Afrika dapat dilaksanakan.

Sulit Dihadapi

Tetapi As Shabaab sangat besar dan sulit dihadapi. Pemimpinnya sering berganti. Kadang mereka tampaknya bekerjasama dengan kelompok Islam lainnya, Hizbul Islam. Menurut anggota parlemen dan mantan menteri Mowlid Mohamud, As Shabaab hampir berhasil mengendalikan seluruh Mogadishu, karena pemerintah kurang mendapat dukungan dari dunia internasional. Di Somalia PBB sampai sekarang tidak aktif secara militer. Taktik utama mereka adalah mendukung pemerintahan sementara.

Sekarang yang dikhawatirkan rangkaian serangan As Shabaab dapat sepenuhnya menjatuhkan pemerintah. Bagi banyak orang di Somalia itu tidak penting lagi. Mereka hanya berharap perdamaian segera datang, dan berlangsung lebih lama dari sekedar beberapa menit. (za/dw-world)


latestnews

View Full Version