View Full Version
Sabtu, 23 Oct 2010

MILF Bantah Tewaskan 2 Warga Sipil di Mindanao

Mindanao (Voa-Islam.com) - Front Pembebasan Islam Moro (MILF) membantah tuduhan pihak militer Filipina bahwa salah seorang komandan mereka berserta pasukannya terlibat dalam aksi serangan terhadap sebuah konvoi militer di mindano, Filipina selatan pada kamis (21/10) malam lalu.

Juru MILF, Von Al Haq mengatakan bahwa insiden itu merupakan konflik politik antara peserta pemilihan kepala desa, dimana Salik Guimba, yang ikut tewas dalam kejadian itu, merupakan salah seorang kandidat . "MILF tidak ada hubungannya dengan penyerangan itu dan laporan yang kami kumpulkan menunjuk kepada musuh-musuh politik Guimba sebagai pihak dibalik serangan," katanya.

Sebelumnya, pihak militer Filipina melalui juru bicaranya menuduh bahwa MILF terlibat dalam penyergapan terhadap konvoi militer pada Kamis malam di desa Salvo kota Datu Saudi Ampatuan, Mindanao, menyebabkan 2 orang sipil tewas dan satu tentara terluka.

Letnan Kolonel Benjamin Hao, juru bicara Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Darat mengatakan serangan itu memicu baku tembak selama 15 menit antara tentara Filipina dan pejuang Islam Moro.

..MILF tidak ada hubungannya dengan penyerangan itu dan laporan yang kami kumpulkan menunjuk kepada musuh-musuh politik Guimba sebagai pihak dibalik serangan..

"Serangan terjadi saat pasukan sedang menuju kembali ke kamp setelah menghadiri penandatanganan perjanjian damai antara para pemimpin desa di daerah tersebut. Seorang kepala suku desa dan pejabat desa lain yang berada di belakang konvoi itu tewas dan satu tentara kami juga terluka dalam serangan yang dilakukan oleh pejuang Front Pembebasan Islam Moro (MILF)," kata Benjamin Hao.

Dia mencap pemimpin MILF Mohiden Karialan sebagai orang dibalik serangan itu. "Setidaknya 15 pejuang Muslim terlibat dalam serangan tersebut," katanya.

Motif serangan itu sendiri tidak diketahui, tetapi itu terjadi menjelang pemilihan kepala desa minggu depan di Filipina.

Pemilu di Mindanao secara tradisional selalu berdarah dengan calon dan pengikut mereka menyerang satu sama lain, terutama di daerah di mana para politisi memelihara preman bersenjata.

Pemilu Senin diperkirakan akan terjadi kekerasan dan militer telah menempatkan pasukan untuk menjaga dan melindungi daerah-daerah pemungutan suara pemilih.

Kelompok pejuang Islam Moro, yang berjuang selama beberapa dekade untuk menentukan nasib sendiri, sebelumnya telah memperingatkan anggotanya untuk menjauh dari pemilihan, mengatakan, mereka tidak mengakui penggunaan politik di negara itu. (TME)


latestnews

View Full Version