View Full Version
Jum'at, 29 Oct 2010

Di Guantanamo Omar Khadr Menjadi Lebih Radikal

GUANTANAMO (voa-islam.com): Seorang pemuda asal Kanada yang dituduh sebagai teroris dan kini ditahan di Guantanamo telah tumbuh menjadi lebih "radikal" lagi setelah ia "direndam dalam jihad radikal" di fasilitas penjara Guantanmo, kata seorang psikiater kepada pengadilan kejahatan perang Amerika Selasa lalu.

Omar Khadr asal Toronto, dinyatakan bersalah pada hari Senin atas lima tuduhan terorisme yang ia lakukan, termasuk tuduhan bersekongkol dengan Al Qoidah untuk melakukan kegiatan teroris dan membunuh sorang tentara Amerika dengan granat selama baku tembak di Afghanistan.

Ia kini berusia 24, ia ditangkap pada usia 15 dan dijebloskan kedalam tahanan dewasa di pangkalan angkatan laut Amerika di Teluk Guantanamo Kuba selama lebih dari delapan tahun. Pada saat persidangannya, juri militer Amerika mendengar penjelasan psikiater forensik yang disewa oleh jaksa untuk mengawasi Khadr dan ia menilai Khadr tumbuh lebih berbahaya.

Psikiater tersebut Dr Michael Welner, menggambarkan Khadr sebagai anak kesayangan dari seorang anggota senior Al Qoidah, dan ia dipandang "berharga" tinggi karena ia telah berhasil membunuh tentara Amerika."

Dr Welner mengatakan Khadr telah "tenggelam dan dibumbui dalam jihad radikal" diantara sesama tawanan Guantanamo. Khadr hafal Al Qur'an, tumbuh lebih berbahaya dan taat dan menjadi pemimpin doa, katanya.

"Dia adalah bintang rock di Guantanamo," kata Welner.

Para pengacara Khadr mengatakan bahwa ia adalah seorang prajurit anak yang harus direhabilitasi daripada dituntut. Pemuda asli Toronto ini bisa menghadapi penjara seumur hidup jika terbukti bersalah pada semua dakwaan selama persidangan.

Ia mengakui membuat dan menanam bom pinggir jalan di Afghanistan dan membunuh Sersan Amerika Kelas 1 Cristhoper Speer dengan granat dalam sebuah pertempuran dimana Khadr sendiri tertembak dua kali di punggungnya dan matanya menjadi buta satu.

Seorang agen FBI mengatakan bahwa selama interogasi Khadr di Guantanamo, Khadr mengatakan bahwa menanam peledak di jalanan yang akan dilewati konvoi tentara Amerika adalah "saat paling membanggakan dalam hidupnya".

Khadr mengatakan bahwa almarhum ayahnya Ahmed Said Khadr adalah seorang senior Al Qoidah yang banyak mengumpulkan uang untuk membiayai kamp pelatihan bersenjata. Keluarga Khadr telah berpindah antara Pakistan dan Afghanistan sejak tahun 1995, ketika Omar berusia sembilan tahun ia sering tinggal di kamp-kamp Al Qoidah dan mengunjungi Usamah bin Ladin.

Khadr muda merupakan tahanan kelima yang dihukum sejak Amerika serikat mendirikan tribunal untuk mendakwa tawanan asing atas tuduhan terorisme setelah serangan 11 September 2001. (za/yahoo)


latestnews

View Full Version