View Full Version
Rabu, 10 Nov 2010

Manobo, Ahli Bom JI Asal Singapura yang Paling Dicari di Filipina

Singapura (Voa-Islam.com) - Warga Singapura keturunan India, Manobo, juga dikenal sebagai Muawiyah, adalah salah satu dari tiga militan yang diduga terkait dengan Jemaah Islamiah (JI) yang paling diburu di Filipina, kata ahli keamanan Rommel Banlaoi pada hari Selasa. Dalam sambutannya pada Seminar Keamanan Nasional di Singapura, dia mengatakan ahli pembuat bom tersebut bekerja erat bersama militan lain yang lebih berbahaya yang juga tengah diburu - Zulkifli bin Hir alias Marwan - dan kelompok Abu Sayyaf (ASG).

Militan Jemaah Islamiyah (JI) ketiga yang terkait dalam daftar ini adalah Umar Patek, yang bekerja sama dengan pemimpin JI yang telah meninggal operasi densus 88 di Pamulang Tanggerang, Dulmatin. Keterangan itu tidak menjelaskan apakah Muawiyah bekerja dengan Patek juga.

Profesor Banlaoi direktur ekseutif dari Institut Filipina untuk Perdamaian, Kekerasan dan Penelitian Terorisme di Quezon City menjelaskan bahwa ahli bom tersebut telah tinggal selama beberapa bulan di Gunung Cararao Mindanao dan melakukan kontak dengan kelompok pejuang Islam Filipina yang berbasis di Sulu, Abu Sayyaf.

Banloi mengatakan Institutnya telah memonitor gerakan lelaki tersebut melalui kontaknya di Sulu dan Mindanao. "Dan berdasarkan riwayat awal, kami menyimpulkan bahwa orang JI ini adalah salah satu yang menggantikan Al-Ghozi," kata Banlaoi.

..ahli bom tersebut telah tinggal selama beberapa bulan di Gunung Cararao Mindanao dan melakukan kontak dengan kelompok pejuang Islam Filipina yang berbasis di Sulu, Abu Sayyaf..

"Seperti Al-Ghozi, ia adalah seorang ahli bom."

Fathur Rohman Al-Ghozi atau Al-ghozi, merupakan salah seorang pemimpin tinggi JI yang dipenjara di Filipina, kemudian melarikan diri dari penjara pada bulan Juli 2003 dan meninggal ditembak empat bulan kemudian.

Ia mengatakan Muawiyah, yang diyakini berumur antara 45 dan 50 tahun, membantu para anggota Abu Sayyaf membuat bom dan melatih rekrutmen muda. Menurut Banlaoi

Muawiyah dilaporkan meninggalkan Singapura beberapa tahun sebelum 11 September 2001 serangan di Amerika Serikat dan penemuan berikutnya dari sel Jemaah Islamiyah (JI) di Singapura dan di tempat lain. Dia beberapa kali telah terlihat di Sulu, Basilan, Mindanao dan kota Cotabato di Filipina selatan, kata Prof Banlaoi kepada The Straits Times.

Professor Banlaoi mengatakan, pemerintah Filipina telah mengumumkan hadiah sebesar US $ 50.000 (-+Rp 450.000.000) untuk menangkap Muawiyah. Untuk penangkapan Marwan, hadiah yang di janjikan adalah US $ 5 juta (-+ Rp 45 miliar), dan untuk penangkapan Patek, hadiah yang ditawarkan adalah US $ 1 juta (Rp 9 miliar). (ANN,ST)


latestnews

View Full Version