Manila, Filipina (Voa-Islam.com) - Seorang ahli perakit bom asal Indonesia yang diburu karena diduga terlibat serangkaian serangan teror di negaranya dan Filipina, telah terlihat di provinsi Tawi-Tawi, Filipina selatan, laporan mengatakan Sabtu (13/11).
Dikatakan, Umar Patek, 40, terlihat membawa senapan dalam sebuah video yang disediakan oleh Institut Filipina untuk Perdamaian, Kekerasan dan Penelitian Terorisme untuk raksasa televisi ABS-CBN. Umar Patek adalah anggota Jemaah Islamiyah yang diduga terkait dengan bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 yang sebagian besar orang asing, dan dicari oleh Amerika Serikat dan Australia atas tuduhan terorisme.
Laporan itu tidak mengatakan kapan video diambil dan siapa yang memberikan rekaman tersebut ke kelompok riset Filipina. Umar Patek awalnya dilaporkan oleh militer Filipina tewas dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah di provinsi Sulu pada tahun 2006 hanya untuk menyangkal kematiannya kemudian. Umar Patek alias Umar Kecil, diyakini telah melatih kelompok pejuang Abu Sayyaf dalam pembuatan bom di Filipina selatan.
Australia mengatakan Abu Sayyaf menyembunyikan Umar Patek, termasuk ahli perakit bom Indonesia yang telah gugur dalam penyergapan densus 88, Dulmatin, yang keduanya pergi ke Filipina selatan pada tahun 2003 untuk menghindari penangkapan oleh pihak berwenang Indonesia setelah serangan Bom Bali.
..Umar Patek, 40, terlihat membawa senapan dalam sebuah video yang disediakan oleh Institut Filipina untuk Perdamaian, Kekerasan dan Penelitian Terorisme untuk raksasa televisi ABS-CBN..
Otoritas Filipina sebelumnya mengklaim bahwa puluhan militan Jemaah Islamiyah bersembunyi di negara itu, terutama di Mindanao, dan Canberra mengatakan para militan Indonesia terus mendukung operasi gerilya yang dilakukan oleh Abu Sayyaf dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan juga memberikan pelatihan pembuatan bom ke jaringan kelompok pejuang Muslim yang berbasis di Filipina.
Front Pembebasan Islam Moro yang berjuang untuk penentuan nasib sendiri membantah memiliki hubungan dengan baik Abu Sayyaf atau Jemaah Islamiyah, tetapi Australia mengatakan, informasi dari sejak Maret 2009 yang ditemukan dari kamp-kamp pelatihan Abu Sayyaf, mendokumentasikan kerjasama antara dua kelompok pejuang tersebut dan Jemaah Islamiyah dalam mempengaruhi 'transfer teknologi dan penyediaan tempat yang aman sebagai pertukaran dengan senjata.
Australia mengatakan Abu Sayyaf juga menyembunyikan Marwan - seorang militan Jemaah Islamiyah, insinyur terlatih dan dan instruktur bahan peledak - yang telah berada di Filipina sejak pertengahan tahun 2007. Dikatakan Patek dan Marwan saat ini memiliki total gabungan US $ 6 juta (Rp 64 miliar) sebagai uang hadiah yang disediakan untuk menangkap mereka oleh Amerika Serikat.
Selain Patek, pihak berwenang Filipina mengatakan, anggota Jemaah Islamiyah, Muawiyah (warga Singapura) dan Quayem juga bersembunyi di Filipina selatan dan di bawah perlindungan Abu Sayyaf. Muawiyah telah ditandai sebagai salah satu dari mereka yang menahan tiga pekerja bantuan internasional di wilayah bergolak tersebut tahun 2009. [Mindanao Examiner]