View Full Version
Selasa, 16 Nov 2010

Intelijen Israel: Roket Hamas Bisa Mencapai Tel Aviv

GAZA (voa-islam.com): Seorang pejabat intelijen senior pada hari Ahad memperingatkan bahwa Hamas di Jalur Gaza telah mempunyai roket yang dapat melakukan perjalanan sejauh 80 km (50 mil), jangkauan ini lebih panjang dari yang dilaporkan sebelumnya. Dengan ini, berarti roket tersebut telah menempatkan Tel Aviv dalam jangkauan luncurnya.

Pejabat Israel itu malah menyalahkan Mesir dengan tuduhan bahwa Mesir tidak cukup melakukan pembendungan untuk penyelundupan senjata melalui jaringan terowongan di sepanjang perbatasan yang relatif pendek antara gurun Sinai dan wilayah Palestina.

Pejabat intelijen Israel mengatakan bahwa Hamas, yang menguasi Gaza pada 2007 telah "melakukan upaya besar dalam membangun kemampuan militer mereka.... membangun kemampuan roket mereka di Jalur Gaza, dan semua ini terjadi karena satu hal penting yaitu penyelundupan senjata melalui Mesir ke Jalur Gaza".

"Sebagian besar terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan roket-roket dan bahan peledak dan senjata lainnya mempunyai panjang tiga hingga empat kilometer, dan tidak ada yang menghentikan pembangunan terowongan itu dan mengawasinya atau melakukan sesuatu untuk menghentikan itu."

"Mesir bisa menghentkan semua penyelundupan senjata itu dalam waktu 24 jam jika mereka ingin melakukannya," katanya. "Ada cukup banyak tentara Mesir dan polisi yang berada di perbatasan ini."

Seorang pejabat intelijen senior Mesir mengatakan, pasukan keamanan Mesir telah melakukan tugasnya dengan sukses di perbatasan Gaza. Ia mengatakan mereka telah mencegat 50 ton bahan peledak dalam dua tahun terakhir dan telah dipuji oleh intelijen Israel atas pekerjaan mereka.

Sungguh hina Mesir ini, jika mereka terus-terusan menurut pada kemauan Israel untuk menghalangi penyelundupan senjata. Padahal semua orang tahu, Israel lah pihak yang bersalah selama ini, Israel sebagai pembunuh dan rakyat Palestina sebagai korban, dan Mesir masih mau membantu Israel. Ironis. (za/JP)


latestnews

View Full Version