MAGHREB ISLAM (voa-islam.com): Pemimpin Al Qoidah Afrika Utara (AQIM) pada hari Kamis menyatakan bahwa perundingan masa depan atas nasib lima sandera asal Perancis yang mereka culik dari kota pertambangan Afrika harus dilakukan dengan pemimpin utama jaringan Al Qoidah yakni Usamah bin Ladin sendiri.
Dalam rekaman audio yang disiarkan oleh saluran berita Al Jazeera, Abu Musab Abdul Wadud mengatakan bahwa mereka menjamin keselamatan pada sandera jika pasukan Perancis menarik diri dari Afghanistan.
"Setiap perundingan harus dilakukan dengan Usamah bin Ladin dan sesuai dengan kondisinya," kata sebuah suara yang digambarkan sebagai Abdul Wadud, salah satu pemimpin tertinggi kelompok AQIM.
Pemerintah Perancis sebelumnya mengatakan bersedia untuk berbicara dengan kelompok Al Qoidah sayap Afrika utara itu untuk mencari solusi krisis.
Pesan tersebut tidak memberikan rincian tentang bagaimana bin Ladin, yang kini diyakini berada di sebuah tempat di pegunungan sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan dapat dihubungi.
Rekaman ini hadir lebih dari dua pekan setelah pesan audio dari Usamah bin Ladin sendiri yang menyerang pemerintahan Perancis karena negara tersebut menempatkan tentaranya di Afghanistan dan karena Perancis telah menerapkan aturan baru yang melarang para Muslimah mengenakan cadar di tempat-tempat umum di Perancis.
Abdul Wadud mengulangi seruannya bagi Perancis agar segera menarik diri dari Afghanistan dan berhenti merugikan Muslim.
"Kecuali anda berhenti mencampuri urusan kami dan berhenti melakukan ketidakadilan terhadap Muslim dan jika kalian ingin rakyat Perancis aman, maka anda harus dengan cepat menarik pasukan anda dari Afghanistan," kata Abdul Wadud dalam rekaman tersebut.
Perancis saat ini memiliki 3.850 tentara yang ditempatkan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO di sana.
Para sandera asal Perancis, Togo dan asal Madagaskar diculik pada 16 September lalu saat mereka sedang tidur di vila mereka di kota pertambangan uranium di Arlit.
Al Qoidah Islamic Maghreb kemudian mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut dan mereka diyakini membawa para sandera ke negara tegangga Mali. (za/AP)