Cotabato Utara (Voa-Islam.com) - Bentrokan bersenjata terus berlanjut antara penduduk Moro asli dan pasukan milisi pemerintah di Pibpakatan, Matalam, Cotabato Utara menyebabkan tiga milisi pemerintah tewas dan empat lainnya terluka.
Konflik tersebut berawal dari konflik penyerobotan tanah, yang penduduk asli Moro miliki sejak jaman dahulu tapi diklaim oleh pendatang Kristen yang sangat dominan dalam Angkatan Bersenjata Sipil Unit geografis (CAFGU) dan Organisasi Sukarelawan Sipil (CVO).
Para anggota milisi CAFGU yang terluka dibawa ke Davao untuk pengobatan, sementara yang tewas segera dikuburkan di lokasi yang dirahasiakan di Matalam. Seorang penduduk sipil Moro bersenjata dilaporkan terluka selama pertempuran.
Laporan mengatakan bahwa beberapa dari mereka berusaha untuk menduduki tanah yang dimiliki orang-orang Moro merupakan orang-orang yang berasal dari General Santos City dan Davao del Sur.
..Konflik tersebut berawal dari konflik penyerobotan tanah, yang penduduk asli Moro miliki sejak jaman dahulu tapi diklaim oleh pendatang Kristen yang sangat dominan dalam Angkatan Bersenjata Sipil Unit geografis (CAFGU) dan Organisasi Sukarelawan Sipil (CVO)..
Sebelumnya, seorang pejabat politik dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF) meminta Gubernur Cotabato Utara Emmylou "Lala" J. Talino-Mendoza untuk segera campur tangan dan membantu menyelesaikan konflik ini, yang katanya konflik tersebut adalah bom waktu yang mungkin bisa membahayakan perdamaian di provinsi itu.
Pejabat politik MILF, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan luwaran.com bahwa insiden tanggal 12 Desember yang melibatkan peyerobot dari suku Ilonggo dan warga Moro adalah kesempatan terbaik bagi gubernur wanita tersebut untuk membuktikan bahwa ia adalah gubernur untuk semua, apakah pemukim, warga asli Moro. atau suku adat.
Pemilih Moro di Cotabato Utara dalam pemilihan Mei lalu memastikan kemenangan Talino atas Utara Wakil Gubernur Cotabato Emmanuel Piñol, yang merupakan seorang politisi anti-Moro....