THAILAND SELATAN (voa-islam.com) - Pejuang Islam Patani telah menggunakan lebih dari 4.000 senjata api untuk melancarkan serangan di provinsi-provinsi selatan selama tujuh tahun terakhir, kata polisi.
Adul Saengsingkaew, wakil kepala polisi nasional yang bertanggung jawab mengakhiri kekerasan pemberontak di wilayah Selatan mengatakan, tes forensik menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 senjata api yang telah digunakan dalam serangan-serangan di Yala, Patani, Narathiwat dan beberapa kabupaten di Songkhla sejak tahun 2004.
Senjat-senjata itu termasuk berbagai jenis senjata api, termasuk senapan AK otomatis, senapan serbu M16, senapan berburu dan berbagai pistol.
Wakil kepala polisi itu mengatakan kelompok pejuang Islam telah membagi wilayah di Selatan yang bergolak ke dalam zona operasi untuk setiap kelompok.
Kekerasan di provinsi-provinsi selatan telah meluas sejak 4 Januari 2004, ketika empat tentara Thailand dibunuh oleh sekitar 30 pejuang Islam bersenjata yang menyerbu sebuah batalyon militer di Narathiwat, dan merampas lebih dari 300 pucuk senapan serbu, 40 pistol dan dua senapan mesin M60.
Menurut Pusat Aministrasi Provinsi Perbatasan Selatan (SBPAC) berdasarkan laporan intelijen keamaanan Thailand mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 9.417 pejuang Muslim di wilayah itu menyusul munculnya kembali perjuangan pemisahan diri di wilayah selatan pada tahun 2004, terdiri dari 1.529 adalah para tokoh, 2.708 adalah operator lapangan dan 5.180 orang di klasifikasikan sebagai pendukung lokal.
..tes forensik menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 senjata api yang telah digunakan dalam serangan-serangan di Yala, Patani, Narathiwat dan beberapa kabupaten di Songkhla sejak tahun 2004..
Jenderal Polisi Adul Saengsingkaew menambahkan bahwa statistik yang dikumpulkan oleh pusat operasi perbatasan terdepan Polisi Kerajaan Thailand di Yala menunjukkan bahwa, dari tahun 2004 sampai 2010, 11.523 serangan kekerasan terjadi di Narathiwat, Patani, Yala dan empat kabupaten di Songkhla.
Serangan-serangan tersebut termasuk 6.171 penembakan, 1.964 serangan bom dan 1.470 serangan pembakaran.
Dari seluruh serangan tersbut 3.825 orang telah tewas dan 545 luka-luka.
Rata-rata tingkat kekerasan akibat perjuangan pemisahan diri umat Islam di provinsi selatan Thaialand tertinggi terjadi pada tahun 2007. Sepanjang tahun itu, 2.475 serangan kekerasan terjadi, kata Jenderal Polisi Adul Saengsingkaew.
Setelah satu dekade ketegangan yang terus meningkat akibat kesewenang-wenangan pemerintah pusat terhadap Muslim di daerah Thailand Selatan, para pejuang Islam memulai kembali perjuangan bersenjata di wilayah itu sejak Januari 2004 . Thailand Selatan sebelumnya merupakan daerah otonomi Kesultaanan Muslim Melayu sampai akhirnya di rebut oleh Kerajaan Budha Thailand pada tahun 1902.
Hingga kini para pejuang Muslim Patani tidak pernah menyatakan secara resmi tujuan mereka untuk memerdekakan diri. Disamping untuk menghindari penumpasan menyeluruh terhadap kaum Muslim di sana juga untuk menghindari sorotan dunia yang tidak pernah mendukung perjuangan umat Islam di belahan bumi manapun. (aa/bp)