View Full Version
Kamis, 20 Jan 2011

Serangan Berani Pejuang Patani Tewaskan 6 Tentara Thailand

THAILAND SELATAN (voa-islam.com) - Sebuah serangan berani dilancarkan oleh para pejuang Patani Rabu (19/01/2011) malam  terhadap sebuah kamp militer Thailand di distrik Rangae provinsi Narathiwat.

Penyerbuan terhadap markas militer dari unit Task-Force 38 tersebut menyebabkan enam tentara tewas, termasuk komandan unit dan melukai enam lainnya.

Para pejuang Patani menyerbu melalui pintu gerbang depan - satu-satunya jalan masuk ke kamp Task-Force 38 - dan mulai menembaki pasukan yang berada didalam, seorang perwira senior menceritakan. Letnan Kolonel Thanit Saengchan memperkirakan bahwa sedikitnya 10 orang bersenjata berada di belakang serangan itu.

Saat pertempuran berkobar, Komandan Unit dari Task-Force 38, Kapten Krit Khampirayan sempat meminta bala bantuan untuk datang, namun pasukan bantuan tersebut tidak dapat mencapai lokasi pertempuran karena para pejuang Patani telah menaburi paku dan pepohonan yang ditebang untuk menghalangi jalan mereka.

..Penyerbuan terhadap markas militer dari unit Task-Force 38 tersebut menyebabkan enam tentara tewas, termasuk komandan unit dan melukai enam lainnya..

Militer Thailand kemudian mengirimkan helikopter untuk mengangkut bantuan ke daerah tersebut, namun mereka harus berusaha keras untuk mencapai lokasi karena helikopter mereka juga ditembaki oleh para pejuang Patani.

Militer Thailand baru bisa mengevakuasi anggotanya yang tewas dan terluka parah setelah para pejuang Patani Mundur.

Komandan unit Task-Force 38 Kapten Krit Khampirayan dan lima prajurit lainnya tewas dengan luka tembak di dada.

Sumber-sumber keamanan mengatakan serangan itu telah direncanakan dengan baik. Aliran listrik ke markas tersebut juga telah dipotong sebelum serangan diluncurkan.

Mereka mengatakan penyerang dibagi menjadi dua kelompok, satu untuk menyebarkan paku dan yang lain untuk menebang pohon di sepanjang jalan.

..Serangan di distrik Rangae semalam, yang dianggap sebagai salah satu langkah paling berani yang dilakukan oleh pejuang Islam Patani selama perjuangan pemisahan diri hampir seabad, merupakan "tamparan di wajah" dan "sebuah kemunduran yang luar biasa" bagi para pembuat kebijakan di Bangkok..

Militer Thailand belum merinci lebih lanjut kerugian yang diderita selain dari pasukan. Task Force 38 sendiri berjarak sekitar satu kilometer dari sebuah batalyon Angkatan Darat yang diserbu pada tanggal 4 Januari 2004 oleh sejumlah pejuang Muslim Patani yang menyebabkan dirampasnya sekitar 400 pucuk senjata oleh pejuang Muslim.

Tamparan bagi pembuat kebijakan di Bangkok

Serangan pejuang Islam telah menjadi peristiwa yang terjadi hampir setiap hari di tiga provinsi selatan yang berbahasa Melayu yaitu Patani, Yala dan Narathiwat, serta di empat distrik berbahasa Melayu di provinsi Songkhla. Serangan di distrik Rangae semalam, yang dianggap sebagai salah satu langkah paling berani yang dilakukan oleh pejuang Islam Patani selama perjuangan pemisahan diri hampir seabad, merupakan "tamparan di wajah" dan "sebuah kemunduran yang luar biasa" bagi para pembuat kebijakan di Bangkok, kata seorang pejabat senior, yang berbicara dengan syarat anonim.

Serangan itu terjadi ketika panglima Angkatan Darat Jenderal Prayuth Chan-Ocha dan Wakil Perdana Menteri Suthep Thaugsuban, yang bertanggung jawab atas urusan keamanan, sedang mengunjungi kawasan itu untuk memberikan dukungan moral kepada pasukan dan pejabat Thailand. Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva baru kembali dari wilayah tersebut dua hari lalu setelah membahas cara-cara memperkuat Pusat Administrasi Provinsi Perbatasan Selatan dengan para pejabat sipil.

..Simpati untuk para pejuang Muslim Patani di antara penduduk Melayu-Muslim tetap tinggi dan jumlah orang munafik yang datang kepada pihak keamanan untuk menyerahkan nama pejuang Muslim masih rendah, meskipun klaim pemerintah bahwa itu berhasil memenangkan hati dan pikiran penduduk setempat..

Serangan hari Rabu malam juga datang ketika penguasa di Bangkok membual tentang perbaikan keamanan di wilayah bergolak tersebut di mana lebih dari 4.300 orang telah tewas sejak tahun 2004. Hampir 500 korbannya adalah tentara dan polisi.

Mengklaim keberhasilan dalam mengendalikan kekerasan, pemerintah Thailand baru-baru ini mengangkat dekrit darurat di distrik Mae Lan Patani. Para pengamat mengatakan pernyataan ini terlalu dini karena gerakan pejuang Patani sangat berubah-ubah. Beberapa mengatakan ide untuk menandai daerah sebagai zona "hijau" atau "merah" adalah menyesatkan karena generasi pejuang Patani tidak peduli tentang cara mengontrol ruang geografis, tetapi lebih tertarik dalam mengendalikan pola pikir penduduk setempat. Simpati untuk para pejuang Muslim Patani di antara penduduk Melayu-Muslim tetap tinggi dan jumlah orang munafik yang datang kepada pihak keamanan untuk menyerahkan nama pejuang Muslim masih rendah, meskipun klaim pemerintah bahwa itu berhasil memenangkan hati dan pikiran penduduk setempat. Lebih dari 64.000 pasukan keamaanan bertugas di Selatan yang bergolak dan pemerintah telah menghabiskan miliaran dalam usaha untuk menjaga ketertiban di wilayah bergolak tersebut. (aa/bp,pn)


latestnews

View Full Version