RUSIA (voa-islam.com) - Pihak intelijen Rusia, KGB dan polisi pada hari Ahad (06/02/2011) menyisir sembilan stasiun kereta api Moskow dan semua terminal bus untuk mencari bahan peledak setelah menerima telepon ancaman bom, dua pekan setelah seorang pelaku bom jihad menewaskan 36 orang di bandara Moskow.
Seorang tak dikenal yang menelepon polisi mengatakan sebuah bom telah diletakkan di stasiun dan akan segera meledak, kata juru bicara polisi transportasi.
Penelpon cerdas itu tidak menyebutkan stasiun secara khusus, sedangkan kata "stasiun" dalam bahasa Rusia (vokzal) juga merujuk kepada terminal bus.
Baru-baru ini, sebuah kelompok yang tanpa pemimpin, People Destabilization Movement telah dibuat di Rusia untuk melemahkan negara tersebut dalam rangka memfasilitasi penggulingan dari Putin dan rezim KGB Medvedev.
Beberapa anggota KGB dari parlemen Rusia menuduh orang-orang destabilizer bekerja sama dengan Mujahidin Kaukasus dan menyatakan bahwa mereka adalah "antek teroris".
..KGB dan polisi pada hari Ahad (06/02/2011) menyisir sembilan stasiun kereta api Moskow dan semua terminal bus untuk mencari bahan peledak setelah menerima telepon ancaman bom, dua pekan setelah seorang pelaku bom jihad menewaskan 36 orang di bandara Moskow..
Orang-orang tersebut tidak hanya memberikan peringatan palsu untuk KGB dan polisi melalui telepon dan meninggalkan paket "mencurigakan" dan tas "dengan kawat mencuat", serta botol dengan air kencing, yang dibungkus koran dan lengkapi dengan kabel, di bandara, pusat perdagangan , stasiun kereta api metro, terminal bus, di dalam gedung federal, bank, dan lain-lain, tapi juga mengatur kebohongan tentang "demonstrasi oleh Rusia Nasionalis" dan mengumumkan tanggal demonstrasi itu di blog dan forum Rusia untuk menarik perhatian mata-mata polisi.
Demonstrasi-demonstrasi palsu tersebut menarik sepasukan besar polisi dan KGB ke daerah Moskow di mana demonstrasi itu sebenarnya tidak pernah terjadi. KGB menyangka bahwa setidaknya 2 dari beberapa "demonstrasi oleh Rusia Nasionalis" palsu ini telah diselenggarakan dari Barat oleh pasukan Demokrat yang berusaha melemahkan rezim totaliter di Rusia. (kc)