PESHAWAR, PAKISTAN (voa-islam.com) - Taliban Pakistan hari Selasa (15/02/2011) memperingatkan pemerintah Pakistan bahwa mereka akan menghukum setiap tindakan untuk melepaskan Raymond Davis, pegawai konsulat AS yang membunuh dua warga Pakistan dalam kasus yang telah membuat tegang hubungan negara tersebut dengan Washington.
Senator AS John Kerry telah berada di Pakistan sebagai bagian dari upaya pemerintah Obama untuk mengatasi krisis tersebut.
Davis, karyawan konsuler Amerika Serikat dipenjara di Lahore Pakistan karena menembak mati dua orang Pakistan , mengatakan ia bertindak membela diri selama perampokan bersenjata.
Washington menegaskan Davis memiliki kekebalan diplomatik dan harus dibebaskan tapi pemerintah Pakistan, yang takut reaksi yang tidak baik dari orang-orang Pakistan yang sudah khawatir terhadap Amerika Serikat dan marah oleh penembakan tersebut, mengatakan hal itu harus diputuskan di pengadilan.
"Jika penguasa (Pakistan) menyerahkannya (Raymond Davis) ke Amerika maka kita akan menargetkan para penguasa. Jika pengadilan Pakistan tidak dapat menghukum Davis maka mereka harus menyerahkannya kepada kami, "kata Azam Tariq, juru bicara Tehrik-i-Taliban Pakistan.
"Kami akan memberikan sanksi kepada seorang pembunuh seperti Davis yang dapat dijadikan contoh."
Pada hari Kamis, Amerika Serikat berharap dapat memberikan petisi ke pengadilan Lahore untuk menyatakan bahwa Davis memiliki kekebalan diplomatik dan harus dibebaskan.
..Jika penguasa (Pakistan) menyerahkannya (Raymond Davis) ke Amerika maka kita akan menargetkan para penguasa..
Peringatan dari Al-Qaeda terkait Taliban, yang terus menerus melakukan pemboman jibaku untuk mengguncang pemerintah Pakistan meskipun beberapa serangan militer telah dilakukan, menggarisbawahi suasana tuntutan seputar kasus Davis'.
Pakistan, salah satu negara non NATO penerima bantuan militer terbesar dari Amerika, tidak menyukai risiko kehilangan dukungan AS dengan menahan Davis di penjara, tetapi juga khawatir terhadap kelompok antagonis yang melihat pemerintah sebagai boneka AS.
Masalah ini telah menjadi cambuk bagi sentimen anti-Amerika di Pakistan, yang Amerika Serikat anggap sebagai suatu negara sekutu yang penting, jika tidak dapat diandalkan, dalam perang terhadap pejuang Islam.
Nasib Davis yang pasti berada ditangan Kerry, orang berpengaruh dari Senat Komite Hubungan Luar Negeri dan anggota partai Demokrat Presiden Barack Obama, dalam pertemuannya dengan para pejabat Pakistan.
"Raymond Davis bukan diplomat tapi mata-mata AS," kata juru bicara Taliban.
Pendukung 2 orang Pakistan yang tewas tersebut telah mengadakan protes dan membakar bendera AS. Selain Davis menembak dua orang, orang ketiga juga tewas ketika sebuah kendaraan konsulat AS, yang tampaknya mencoba menyelamatkan Davis, menghantam dan membunuh seseorang yang sedang lewat.
Menteri Hukum Punjab Rana Sanaullah mengatakan pemerintah provinsi mengirim penringatan ke konsulat AS bahwa mereka harus menyerahkan mobil dan sopir yang membunuh orang itu. (aa/dawn)