View Full Version
Senin, 04 Apr 2011

8 Milisi Pro Pemerintah Filipina Tewas Saat Bentrok Dengan MILF

COTABATO, FILIPINA (voa-islam.com) - Para pejuang Muslim hari Ahad (03/04/2011 bentrok dengan milisi pro-pemerintah di provinsi Filipina selatan Mindanao dan laporan yang saling bertentangan mengatakan sebanyak 8 orang tewas dalam pertempuran itu.

Tentara mengkonfirmasi bentrokan tersebut, tapi tidak  mengatakan apakah ada korban dalam kekerasan tersebut. "Ada bentrokan yang terjadi, tapi kami tidak dapat memberikan rincian jumlah korban yang bersangkutan. Kami masih mengumpulakn semua fakta di sini, "kata Mayor Marlowe Patria, juru bicara Divisi Infanteri 6, kepada Mindanao Examiner.

Ia mengatakan pertempuran terjadi di kota Mangudadatu pada sore hari dan bahwa pasukan Filipina telah dikirim ke daerah itu untuk meredam kekerasan.
Kedua belah pihak telah lama berperang untuk mengambil alih kota tersebut.

Laporan berita mengatakan sedikitnya 8 orang tewas dalam pertempuran di desa Tenuk dan di antara korban adalah kerabat Esmael Mangudadatu, pejabat pemerintah provinsi Mindanao.

Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengatakan beberapa anggotanya terlibat dalam bentrokan berdarah tersebut dan menuduh milisi yang bekerja untuk gubernur pemerintah memulai pertempuran.

"Para milisi pro pemerintah menyerang anggota MILF yang menebang pohon kelapa di sebuah peternakan di desa dan ini memicu baku tembak. Ada korban di pihak MILF, tetapi kami masih belum tahu berapa banyak orang terluka atau terbunuh, "kata Eid Kabalu, juru bicara kelompok pejuang Muslim yang saat ini sedang melakukan negosiasi perdamaian dengan Manila.

..Para milisi pro pemerintah menyerang anggota MILF yang menebang pohon kelapa di sebuah peternakan di desa dan ini memicu baku tembak..

Kabalu mengatakan konflik antara pejuang Muslim dan milisi pemerintah berasal dari sengketa wilayah dan bahwa telah terjadi pembicaraan di masa lalu untuk mengakhiri kekerasan itu, tetapi bentrokan sporadis masih terjadi di kota tersebut.

"Ini merupakan konflik lama dan kami ingin ini berakhir dan untuk menyelesaikan masalah itu secara damai, tapi tampaknya serangan terbaru memicu pembunuhan berdarah dan masuk akal lainnya," katanya.

Pada tahun 2009, istri dan saudara perempuan dari klan Mangudadatu terbunuh bersama dengan 56 orang, termasuk wartawan yang menyertai mereka dalam kafilah politik, ketika orang bersenjata saingan yang diduga milisi dari Gubernur Mindanao Andal Ampatuan Sr menahan mereka dan secara brutal membunuh semua pada sebuah desa terpencil .

Ampatuan dan anggota marga lain, termasuk anak-anaknya, akhirnya ditangkap sehubungan dengan pembantaian tersebut. (up/ME)


latestnews

View Full Version