SHABQADAR, PAKISTAN (voa-islam.com) - Kelompok Taliban Pakistan menepati janjinya untuk membalaskan kematian pemimpin Al-Qaeda, Sheikh Usamah Bin Ladin dengan menyerang AS dan sekutu mereka termasuk Pakistan, dengan melakukan operasi bom jihad terhadap pusat perekrutan paramiliter Pakistan.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, juru bicara Taliban Pakistan mengatakan bahwa serangan itu ditujukkan untuk membalas kematian Sheikh Usamah Bin Ladin.
"Kami telah melakukan ini untuk membalas insiden Abbottabad," kata Ahsanullah Ahsan, juru bicara Taliban Pakistan, kepada The Associated Press dalam panggilan telepon. "Selain itu, tentara Pakistan telah gagal melindungi tanah mereka."
..Kami telah melakukan ini untuk membalas insiden Abbottabad," kata Ahsanullah Ahsan, juru bicara Taliban Pakistan..
Dua ledakan kembar tersebut menghantam sebuah pusat pelatihan paramiliter di Pakistan barat laut pada hari Jumat (13/05/20110, menewaskan sedikitnya 69 orang.
Seorang pelaku bom jihad meledakkan setidaknya satu dari ledakan tersebut di gerbang utama fasilitas untuk Frontier Constabulary, yang kurang diperlengkapi tapi berada di garis depan pertempuran Pakistan melawan Al-Qaeda dan sekutu kelompok pejuang Islam dekat perbatasan Afghanistan. Seperti cabang lain dari pasukan keamanan Pakistan, pasukan paramiliter tersebut juga telah menerima dana AS.
Sebagian besar korban anggota paramiliter Pakistan
Lokasi ledakan itu dipenuhi dengan pecahan kaca bercampur darah dan daging manusia. Ledakan menghancurkan setidaknya 10 van rekrutmen yang akan pulang untuk istirahat pendek pada akhir sesi pelatihan baru-baru ini.
Petugas polisi daerah Liaqat Ali Khan mengatakan sedikitnya 69 orang tewas dalam serangan itu dan 65 orang diantaranya adalah pasukan paramiliter Pakistan. Dr Abdul Hameed Afridi dari Rumah Sakit Lady Rieding di Peshawar mengatakan, 117 orang telah dirawat di rumah sakit, termasuk 40 dengan luka kritis.
Itu adalah serangan paling berdarah di Pakistan sejak meninggalnya Sheikh Usamah Bin Ladin dalam serangan 2 Mei oleh pasukan AS di kota Abbottabad.
Para pejuang Islam telah berjanji untuk membalas pembunuhan itu dan meluncurkan serangan pembalasan di Pakistan.
Sekitar 3 sampai 4 pon (6 sampai 8 kilogram) bahan peledak yang digunakan dalam satu ledakan, kata petugas polisi Jahanzeb Khan. Gotri dan paku yang digunakan di bom lain, menyebabkan tingginya korban tewas, katanya.
..Petugas polisi daerah Liaqat Ali Khan mengatakan sedikitnya 69 orang tewas dalam serangan itu dan 65 orang diantaranya adalah pasukan paramiliter Pakistan..
Seorang penjual sayur di lokasi itu mengatakan beberapa rekrutmen paramiliter duduk di minivan putih dan lainnya memuat bagasi di atas kendaraan.
"Ada ledakan besar," katanya. "Saya melihat asap, darah dan potongan seluruh tubuh."
Pejabat polisi Nisar Khan mengatakan seorang pelaku bom jihad remaja atau awal 20-an meledakkan diri dengan salah satu bom tersebut. Penyebab ledakan lainnya belum diketahui, katanya.
"Ledakan pertama terjadi di tengah jalan, dan setelah itu ada ledakan besar yang lebih kuat daripada yang pertama," kata Abdul Wahid, seorang rekrutmen paramiliter 25 tahun yang kakinya terluka dalam ledakan itu.
Dia mengatakan dia terhantam ke tanah oleh kekuatan ledakan itu.
"Setelah jatuh, saya baru mulai merangkak dan menyeret diri ke tempat yang lebih aman ... di sepanjang dinding toko pinggir jalan," katanya.
Sheikh Usamah Bin Ladin dan setidaknya empat orang lainnya meninggal oleh Navy SEAL yang menggerebek kompleks rumahnya di Abbottabad, sebuah kota garnisun tidak jauh dari ibu kota. Sheikh Usamah Bin Ladin diyakini telah tinggal di rumah besar tersebut hampir enam tahun.
Para pejabat Pakistan telah membantah tahu bahwa ia ada di sana tetapi telah mengecam serangan Amerika yang diperintahkan oleh Presiden Barack Obama sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara mereka.
Pemimpin Pakistan telah berulang kali menunjukkan bahwa puluhan ribu warga negara mereka sendiri tewas dalam bom jibaku dan serangan lain sejak 11 September, 2001 ketika Islamabad menjadi sekutu Amerika Serikat dalam memerangi para pejuang Islam. Banyak serangan di Pakistan telah menargetkan pasukan keamanan, termasuk taruna muda atau rekrutmen baru. (up/ap)