KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Orang-orang bersenjata mengenakan rompi bom jibaku menyerbu sebuah gedung pemerintah di Afghanistan timur hari Ahad (21/05/2011) dini hari dan terlibat dalam tembak-menembak dengan pasukan keamanan Afghanistan yang mengepung kompleks itu, kata para pejabat.
Serangan itu terjadi sehari setelah seorang pembom jibaku Taliban menyusup ke rumah sakit utama militer ibukota dan menewaskan sedikitnya enam mahasiswa kedokteran Afghanistan.
Dalam insiden hari Ahad, satu penjaga tewas ketika penyerang - tiga atau empat orang bersenjata dengan memakai senjata dan bahan peledak yang diikat ke tubuh mereka - menembaki mereka di kompleks departemen lalu lintas di pinggir kota Khost di sekitar pukul 5 pagi, kata Jenderal Raz Mohammad Oryakhail, panglima tentara untuk provinsi Khost.
Baku tembak itu masih berlangsung lebih dari dua jam kemudian, dengan para penyerang berada di dalam lantai dua gedung dan menembaki ke arah polisi dan tentara di luar, katanya.
Polisi dan tentara berusaha menghindari meluncurkan serangan penuh karena mereka takut orang-orang bersenjata tersebut meledakkan rompi bom jibaku mereka, kata Kepala Polisi Provinsi Jenderal Abdul Hakim Ishaqzai. pasukan keamanan Afghanistan telah mengepung kompleks, katanya.
..satu penjaga tewas ketika penyerang - tiga atau empat orang bersenjata dengan memakai senjata dan bahan peledak yang diikat ke tubuh mereka - menembaki mereka di kompleks departemen lalu lintas di pinggir kota Khost di sekitar pukul 5 pagi..
Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi serangan tersebut cocok dengan pola serangan Taliban pada instalasi pemerintah.
Pada hari Sabtu (21/05/2011), seorang pelaku bom jihad Taliban dengan misi untuk menargetkan warga asing yang mengelola tim medis menewaskan sedikitnya enam mahasiswa kedokteran Afghanistan dan melukai 23 lainnya setelah penyusupan ke rumah sakit utama militer Kabul, kata para pejabat.
Pemboman ini merupakan pukulan bagi pasukan Afghanistan dan NATO yang secara mencolok memperluas pos pemeriksaan dan barisan penjaga keamanan di ibukota ketika Taliban mengintensifkan serangan mereka menjelang penarikan AS yang direncanakan pada bulan Juli.
Tidak ada dokter atau perawat asing termasuk di antara yang tewas, kata para pejabat Afghanistan dan NATO. Ada sejumlah dokter militer dan perawat dari berbagai negara-negara NATO di rumah sakit sebagai bagian dari misi sekutu untuk melatih pasukan Afghanistan.
Semua mereka yang tewas ketika sedang makan siang di dalam tenda yang digunakan oleh mahasiswa kedokteran untuk makan, juru bicara Kementerian Pertahanan Jenderal Mohammed Zaher kata.
Taliban telah meningkatkan serangan sebagai bagian dari ofensif musim semi mereka terhadap NATO, instalasi pemerintah Afghanistan dan para pejabat. Pejuang Islam juga telah menjanjikan serangan balas dendam setelah pembunuhan pemimpin Al-Qaeda Sheikh Usamah Bin Ladin oleh pasukan AS di Pakistan awal bulan ini.
..Taliban telah meningkatkan serangan sebagai bagian dari ofensif musim semi mereka terhadap NATO, instalasi pemerintah Afghanistan dan para pejabat..
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan serangan hari Sabtu meargetkan pelatih asing dan dokter Afghanistan yang bekerja dengan mereka. Ia menyatakan dua pembom ambil bagian, tapi juru bicara Kementerian Pertahanan Jenderal Mohammad Zahir Azimi mengatakan hanya satu yang terlibat dalam serangan di rumah sakit militer Mohammad Daud Khan.
Taliban telah berjanji untuk melakukan serangan di pusat-pusat populasi besar, dan awal bulan ini mencoba untuk mengambil alih instalasi penting pemerintah di selatan kota Kandahar - yang pernah menjadi ibukota dan benteng mereka. Tetapi serangan tersebut gagal dan lebih dari dua lusin pejuang Muslim gugur.
Mujahid mengatakan bahwa adalah bagian dari strategi Taliban terhadap pemerintah. "Para mujahidin mampu menyusup ke dalam barisan musuh dan menggunakan kesempatan untuk dapat menyerang," katanya.
Tidak jelas apakah pembom itu seorang anggota staf rumah sakit, tapi kemampuan penyerang untuk masuk ke dalam rumah sakit yang dijaga ketat menyuarakan keprihatinan baru tentang kemungkinan infiltrasi terhadap pasukan keamanan Afghanistan. Fasilitas ini merupakan salah satu pemukiman kabul yang paling dilindungi dan dekat dengan markas NATO, Kedubes AS dan fasilitas diplomatik lainnya. Pemeriksaan keamanan diperketat dan semua pengunjung diperiksa.
Dalam pelanggaran paling memalukan dari fasilitas pemerintah, seorang pejuang Taliban melepaskan tembakan di dalam Departemen Pertahanan Afghanistan pada 18 April, menewaskan dua tentara Afghanistan. Pada saat itu, Taliban mengatakan salah satu agen mereka yang juga seorang perwira militer merencanakan serangan bertepatan dengan kunjungan menteri pertahanan Prancis, yang tidak berada di kementrian pada saat itu. (up/ap)