View Full Version
Ahad, 28 Aug 2011

Wakil Pemimpin Al-Qaeda Gugur di Pakistan?

WASHINGTON (voa-islam.com) - Para pejabat AS pada Sabtu (27/08/2011) mengklaim bahwa wakil pemimpin Al-Qaeda telah gugur awal pekan ini akibat serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan.

Atiyah Abdul Rahman, berkebangsaan Libya, naik ke titik nomor dua dalam organisasi itu saat Sheikh Ayman Al-Zawahri mengambil kendali Al-Qaeda setelah sheikh Usamah Bin Laden gugur dalam serangan pasukan AS di Abbottab awal Mei lalu.

Seorang pejabat AS mengatakan Rahman tewas dalam serangan oleh pesawat tak berawak pada 22 Agustus 2011 lalu. Dia terbunuh di Waziristan, wilayah barat laut Pakistan di mana para pejabat intelijen percaya para anggota Al-Qaeda bersembunyi, kata para pejabat AS lainnya.

"Kematian Atiyah merupakan kerugian yang luar biasa untuk Al-Qaeda, karena (Zawahiri) bergantung pada dia untuk membantu membimbing dan menjalankan organisasi, terutama sejak gugurnya Bin Laden," kata seorang pejabat AS.

"Harta karun informasi dari kompleks Bin Laden menunjukkan dengan jelas bahwa Atiyah sangat terlibat dalam mengarahkan operasi Al-Qaeda bahkan sebelum serangan (Mei) tersebut. Dia memiliki tanggung jawab ganda dalam organisasi dan akan sangat sulit untuk menggantikan itu," kata pejabat itu.

..Seorang pejabat AS mengatakan Rahman tewas dalam serangan oleh pesawat tak berawak pada 22 Agustus 2011 lalu..

Hubungan Amerika Serikat dan intelijen Pakistan telah tegang sejak serangan Amerika sepihak terhadap bin Laden, dan intelijen Pakistan tidak mengkonfirmasi kematian Rahman. Sumber di Pakistan mengatakan, empat orang yang diketahui telah gugur dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 22 Agustus adalah pejuang lokal dan bukan anggota Al-Qaeda.

Meskipun sebagian pejabat AS menggambarkan Rahman sebagai orang nomer 2 di Al-Qaeda saat ini, salah seorang mengatakan pangkatnya tidak begitu jelas, seraya mengatakan ia dapat dianggap salah satu dari tiga pemimpin puncak organisasi tersebut.

Lebih berat untuk Zawahiri?


No'man Ben otman, seorang mantan mujahid asal Libya yang saat ini menjadi motoris gerakan deradikalisasi Islam dibawah yayasan Quilliam Inggris, menjelaskan Rahman sebagai CEO atau Al-Qaeda.

"Ini adalah satu-satunya orang Al-Qaeda saat ini yang tidak mampu untuk ditentang," kata Ben otman.

..Atiyah Abdul Rahman berasal dari Libya, dan nama aslinya adalah Jamal Ibrahim Ishtawi, kata Ben otman. Setelah lulus dari fakultas teknik Universitas Misrata, ia meninggalkan Libya untuk pergi ke Afghanistan pada tahun 1988 dan bergabung dengan kelompok-kelompok pejuang Islam kemudian memerangi pendudukan Soviet..

"Dalam dua tahun terakhir ia berhasil, dan saya berpikir lebih atau kurang sendirian, menciptakan dinamika yang menjaga Al-Qaeda tetap bersama-sama."

Atiyah Abdul Rahman berasal dari Libya, dan nama aslinya adalah Jamal Ibrahim Ishtawi, kata Ben otman. Setelah lulus dari fakultas teknik Universitas Misrata, ia meninggalkan Libya untuk pergi ke Afghanistan pada tahun 1988 dan bergabung dengan kelompok-kelompok pejuang Islam kemudian memerangi pendudukan Soviet, ia menambahkan.

Seorang pejabat AS mengatakan Rahman menjalankan operasi sehari-hari untuk kelompok tersebut, berbicara atas nama Bin Laden dan Zawahiri dan salah seorang yang "afiliasi Al-Qaeda kenal dan percayai."

"Zawahri memerlukan pengalaman dan koneksi Atiyah untuk membantu mengelola Al-Qaeda. Sekarang akan lebih sulit baginya untuk mengkonsolidasikan kontrol tersebut," kata pejabat AS.

Para analis mengatakan Zawahri diyakini kurang memiliki kemampuan untuk menyatukan faksi Arab yang berbeda dalam kelompok tersebut.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan bulan lalu dalam kunjungan ke Afghanistan bahwa ia percaya kekalahan strategis Al-Qaedah sedang dicapai jika Amerika Serikat bisa membunuh atau menangkap sampai 20 pemimpin inti yang tersisa dari kelompok tersebut.

"Berita kematiannya menggarisbawahi apa yang Leon Panetta telah katakan untuk beberapa waktu tentang Al-Qaeda: itu penting untuk mempertahankan tekanan yang intens pada kelompok pejuang Islam tersebut," kata seorang pejabat senior ketiga AS. (up/Reuters)


latestnews

View Full Version