AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sekitar 750 hingga 1.000 mujahidin asing, termasuk warga negara Amerika, sekarang membengkakan kelompok afiliasi Al-Qaeda di Somalia, seorang pejabat senior militer Kenya, yang negaranya saat ini tengah memerangi kelompok tersebut, mengatakan kepada Fox News.
Kelompok itu, dikenal sebagai Al-Shabaab, telah mengambil keuntungan dari Revolusi Arab untuk lebih merekatkan hubungannya dengan afiliasi Al-Qaeda di Yaman, pejabat militer Kenya itu menambahkan.
Memperkuat pandangan tersebut, Macharia Kamau, duta besar Kenya dan perwakilan tetap untuk Misi Kenya di PBB, mengatakan bahwa dua afiliasi Al-Qaeda tersebut tampaknya di ambang operasi gabungan secara penuh.
"Kami memiliki petunjuk untuk membuktikan itu di Mogadishu (Ibukota Somalia)," kata Kamau kepada Fox News, mengacu pada serangan-serangan bom mobil jibaku. "Tidak diragukan lagi, kemampuan pelatihan bom-bom mobil jibaku itu adalah internasional dan pendanaan dibalik itu adalah pihak internasional (Al-Qaeda-Red)."
Fox News sendiri telah mempelajari bahwa selain melatih para rekrutmen di Somalia, Al-Qaeda di Yaman, yang berada di belakang dua plot besar terakhir terhadap AS yang melibatkan pesawat, telah mulai berbagi teknik pembuatan bom dengan Al-Shabaab.
Warga Amerika membuat kondisi Somalia "lebih buruk"
..Para warga Amerika membuat situasi lebih rumit karena mereka membawa tingkat kompetensi dan pelatihan yang biasanya tidak ditemukan dalam beberapa komunitas kecil di beberapa negara-negara gagal..
Kamau mengatakan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa upaya mencegah warga negara AS untuk bergabung dengan Al-Shabaab telah berhasil. Setidaknya dua lusin warga Amerika, sebagian besar keturunan Somalia, telah bergabung dengan Al-Shabaab sejak 2007. Seorang penduduk asli Alabama, Omar Hammami, yang berada di bawah dakwaan di AS karena diduga mendukung Al-Qaeda, adalah wajah umum dari Al-Shabaab untuk Barat melalui video-video online dan ceramah-ceramah.
Para pejabat Kenya mengatakan kehadiran dari warga Amerika di lapangan di Somalia membuat kondisi "lebih buruk". Saat ini sedikitnya ada tiga kasus yang didokumentasikan dari pelaku bom jibaku asal Amerika Serikat di Somalia, dan kasus keempat yang juga dicurigai pelakunya adalah warga AS.
"Para warga Amerika membuat situasi lebih rumit karena mereka membawa tingkat kompetensi dan pelatihan yang biasanya tidak ditemukan dalam beberapa komunitas kecil di beberapa negara-negara gagal," kata Kamau.
Adapun jumlah para mujahid asing dan ancaman kehadiran mereka, Kamau menambahkan, "Hal ini jelas tidak berkurang ... para pembom jibaku sebenarnya kadang-kadang dari Amerika atau dari Swedia ... di mana mereka memiliki beberapa tentakel yang menghubungkan kembali ke sana. "
Para pejabat Kenya mengatakan bahwa hampir sepertiga dari dewan yang menjalankan Al-Shabaab adalah "terkait dengan unsur-unsur Al-Qaeda," menambahkan bahwa "kepemimpinan, pemikiran strategis ... dan pendanaan tersebut terkait pada elemen-elemen Al-Qaeda yang sama yang tersebar di banyak bagian lain dunia, "termasuk Yaman dan Afghanistan.
Surga aman bagi Al-Qaeda
Ketika ditanya apakah Somalia di ambang menjadi sebuah surga aman Al-Qaeda yang dari situ akan mencoba untuk memulai operasi-operasi global, duta besar tersebut mengatakan, "Tentu saja, Tanpa diragukan lagi. Bukti-bukti tersebut telah jelas. Aku yakin badan-badan intelijen anda sendiri (intelijen Amerika) di sini menyadari hal itu. Kami (Kenya) menyadari hal itu. ... Negara-negara yang mengelilingi Somalia menyadari hal itu. Kita semua mencoba untuk merespon dengan tepat."
Ditanya apakah itu hanya masalah waktu sebelum Al-Shabaab menjadi pemain global bagi Al Qaeda, duta besar Kenya untuk PBB merespon dalam bingkai hati-hati.
"12 bulan berikutnya sangat penting," kata Kamau. "Itu tergantung seberapa sukses kita berada di lapangan. Dan dukungan apa yang kami dapatkan dari masyarakat internasional. Jika kita berhasil, maka kita harus berharap bahwa kita harus berhasil dan kekhawatiran itu tidak seharusnya terjadi. Dan jika kita gagal, di sisi lain, yang itu tidak kita harapkan, sulit untuk mengatakan apa akibatnya yang akan terjadi untuk semua orang."
Mujahid asing memilih Yaman dan Somalia
..Ketika inti Al-Qaeda di Pakistan sekarang lebih lemah daripada yang pernah ada, inisiatif dalam organisasi tersebut dan perhatian dari mujahid asing beralih ke afiliasi mereka di Yaman dan Tanduk Afrika..
Sementara itu pejabat AS menyebutkan jumlah mujahid asing di Somalia sekitar 500 dan sedikit lebih banyak di Yaman, mereka tidak membantah bahwa kedua afiliasi dalam peningkatan bila dibandingkan dengan inti Al-Qaeda di Pakistan yang hanya memiliki "beberapa ratus" pejuang.
"Ketika inti Al Qaeda di Pakistan sekarang lebih lemah daripada yang pernah ada, inisiatif dalam organisasi tersebut dan perhatian dari mujahid asing beralih ke afiliasi mereka di Yaman dan Tanduk Afrika," kata seorang pejabat AS kepada Fox News. Al-Qaeda di Yaman dan Al-Shabaab "adalah ancaman yang tidak ada seorangpun yang menganggapnya ringan."
Ketika Al-Shabaab telah meluncurkan serangan-serangan diluar Somalia seperti di Kenya dan Uganda, komunitas intelijen mempertanyakan apakah kelompok ini akan tetap menjadi pemain regional atau apakah kelompok itu benar-benar akan bergerak global dengan meluncurkan plot internasional. Meski Al-Shabaab tidak seperti itu sejauh ini, satu kekhawatiran tersisa adalah bahwa warga Amerika, dengan paspor bersih dan latar belakang bersih, yang berlatih dengan Al-Shabaab akhirnya bisa kembali ke AS dan melaksanakan operasi serangan di negara itu. (st/fn)