NAIROBI, KENYA (voa-islam.com) - Seorang juru bicara pemerintah Somalia pada hari Senin membantah bahwa tentara Ethiopia telah memasuki Somalia untuk membantu memerangi pejuang Islam Al-Shabaab meskipun beberapa saksi mata melaporkan pergerakan pasukan tersebut.
Abdirahman Omar Osman mengatakan, pasukan Ethiopia hanya akan diterima jika mereka memiliki mandat internasional atau perjanjian bilateral dengan pemerintah Somalia, namun saat ini belum ada kesepakatan semacam itu.
"Kami percaya bahwa mereka tidak ada di negeri ini," katanya, "Kami menyangkalnya."
Ethiopia sendiri pada Ahad (20/11) menyangkal bahwa pasukannya telah memasuki Somalia.
Tapi penduduk kota Somalia Guriel, sekitar 80 kilometer dari perbatasan, mengatakan pasukan Etiopia memasuki kota mereka pada hari Ahad dalam sebuah konvoi kendaraan.
Kehadiran pasukan Ethiopia adalah masalah rumit bagi pemerintah Somalia, yang membutuhkan semua bantuan untuk bisa mengalahkan pejuang Islam Al-Shabaab yang terkait Al-Qaeda.
Etiopia bisa membuka front ketiga bagi Al-Shabaab, setelah
pemerintah transisi Somalia yang didukung pasukan Uni Afrika serta pasukan Kenya yang juga mulai ikut campur memerangi kelompok pejuang Islam tersebut, sehingga makin meregangkan pemberontakan itu lebih lanjut. Namun yang paling menjadi kekhawatiran bagi pemerintah adalah bahwa serangan oleh Salibis Ethiopia bisa jadi memberikan propaganda kemenagan bagi pejuang Islam Al-Shabaab dikarenakan banyak orang Somalia yang marah karena pendudukan Ethiopia sebelumnya terhadap Somalia.
"Kami tidak ingin seorang pun yang bisa memberikan propaganda untuk Al-Shabab," kata Osman. "Kami tidak ingin reaksi apapun."
Pemerintah transisi Somalia saat ini hanya menguasai ibukota Mogadishu dengan bantuan lebih dari 9.000 pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika. Pasukan Kenya di selatan secara perlahan mendorong pemberontak ke utara dengan bantuan milisi sekutu pemerintah Somalia tetapi dianggap kurang mendapat perlawanan keras dibanding militer Ethiopia, yang menjajah sebagian besar Somalia selama dua tahun.
Ethiopia, yang berbagi perbatasan yang panjang dan keropos dengan Somalia, pernah memasuki Somalia pada tahun 2006 untuk menjatuhkan Persatuan Pengadilan Islam dari kekuasaan. Etiopia khawatir bahwa kaum Islamis ingin memperluas kekuasaan ke wilayah Ethiopia yang merupakan etnis Somalia, dan Amerika Serikat sekutu kuat dari Ethiopia, khawatir kaum Islamis menjadikan Somalia sebagai sarang teroris.
Invasi Ethiopia berubah menjadi pendudukan selama dua tahun dimana warga sipil menuduh pasukan Ethiopia menghujani lingkungan perumahan dengan mortir dan menembak secara tak terkendali saat diserang. Presiden Somalia saat ini, Presiden Sheikh Sharif Sheik Ahmed, menjadikan namanya sebagai pemimpin kelompok pemberontak yang melawan Etiopia sebelum mereka mundur pada 2009.
(an/AP)