PAKISTAN (voa-islam.com) - Pemerintah Pakistan telah memerintahkan AS untuk mengosongkan sebuah pangkalan udara dalam waktu 15 hari setelah serangan udara mematikan di dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Islamabad pada Sabtu memerintahkan Washington untuk mengosongkan Shamsi, yang merupakan pos gurun terpencil di barat daya Pakistan.
Pangkalan udara tersebut dilaporkan digunakan sebagai pusat untuk serangan rahasia pesawat tak berawak CIA. Pakistan sebelumnya mengatakan kepada Amerika Serikat untuk meninggalkan tempat tersebut pada bulan Juni.
Perintah baru untuk mengosongkan pangkalan itu datang setelah Serangan udara NATO-pimpinan AS menewaskan sedikitnya 28 tentara Pakistan dan melukai 15 lainnya di Mohmand Agency di barat laut Pakistan Sabtu dini hari.
Pakistan juga memerintahkan peninjauan kembali semua pengaturan dengan AS dan NATO, termasuk kegiatan-kegiatan diplomatik, politik, militer dan intelijen, AFP melaporkan.
Keputusan itu diambil pada pertemuan luar biasa para menteri kabinet senior dan kepala dinas militer dipimpin oleh Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani, yang mengecam keras serangan itu.
Islamabad juga memanggil Duta Besar AS Cameron Munter ke Pakistan untuk mengajukan keluhan yang kuat tentang serangan tak beralasan itu.
Aktivis Jamiat Islami Tulba, sayap mahasiswa Jamaat-e-Islami, melakukan protes di kota barat laut Lahore untuk mengecam pembunuhan terhadap tentara Pakistan dalam serangan NATO itu.
NATO membenarkan bahwa serangan itu telah menyebabkan beberapa tentara Pakistan tewas dan telah meluncurkan sebuah investigasi atas insiden tersebut.
Dalam sebuah langkah pembalasan, pemerintah Pakistan telah memblokir lusinan truk yang membawa barang dan pasokan bahan bakar untuk pasukan NATO di Afghanistan.
Pakistan telah berulang kali mengutuk serangan udara terhadap pasukan mereka di dekat perbatasan dengan Afghanistan. Sementara sasaran serangan tersebut menargetkan tersangka militan, Serangan-serangan tersebut biasanya diklaim menewaskan warga sipil dan tentara Pakistan. (by/ptv)