View Full Version
Selasa, 06 Dec 2011

Peringatan Asyura di Afghanistan Diwarnai Serangan Bom, 30 Syiah Tewas

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Bom jibaku di tempat suci kaum Syiah, Abu Fazel, di ibukota Kabul Afghanistan, menewaskan 30 pengikut Syiah dan melukai 60 lebih lainnya di tengah-tengah perayaan Hari Asyura (6/12).

Seorang juru bicara kepolisian mengatakan korban tewas kemungkinan bisa terus bertambah.

"Para korban telah dibawa ke berbagai rumah sakit, tetapi sekitar 30 orang tewas, jumlah korban akan bertambah. Begitu kita mendapat laporan dari semua rumah sakit, kita akan mengumumkan data yang tepat," kata juru bicara kepolisian Kabul, Hashmatullah Stanikzai.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan mengatakan sekitar 60 orang lebih menderita luka-luka.

Ledakan terjadi ketika umat Syiah berkumpul di tempat suci Abul Fazel untuk merayakan Asyura. Sekitar 200 orang diperkirakan berada di lokasi kejadian saat bom meledak.

Polisi mengatakan mereka berhasil menggagalkan upaya pemboman lainnya.

Wartawan BBC di Kabul, Quentin Sommerville, melaporkan serangan sektarian selama ini jarang terjadi di Kabul.

Serangan terpisah

Seorang ulama terkenal, Mohammad Bakir Shaikzada, mengatakan untuk pertama kalinya warga Syiah di ibukota Afghanistan menjadi sasaran serangan selama puluhan tahun terakhir.

Dia menambahkan tidak pernah terjadi serangan seperti ini sebelumnya.

Masjid di Mazar-i-Sharif

Ledakan juga terjadi di dekat masjid besar di kota Mazar-i-Sharif.

"Ini merupakan kejahatan terhadap warga Syiah pada hari besar Asyura. Kami sebagai umat Syiah tidak akan pernah melupakan serangan ini. Pelakunya adalah musuh orang-orang Syiah" katanya.

Namun dia mengatakan tidak mengetahui pihak-pihak yang bisa melakukan serangan.

Sementara serangan atas warga Syiah juga terjadi di kota Mazar-i-Sharif, Afghanistan utara.

Dalam serangan tersebut, empat orang tewas akibat bom yang ditempatkan di sepeda meledak di dekat masjid utama kaum Syiah, yang terjadi tidak lama setelah ledakan di Kabul. (by/bbc)


latestnews

View Full Version