View Full Version
Sabtu, 10 Dec 2011

Bom Jibaku Tewaskan Kepala Polisi Distrik Gaziabad Afghanistan

KUNAR, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Seorang kepala polisi distrik Gaziabad dan lima orang lainnya tewas dalam sebuah serangan bom jibaku sebuah masjid di Afghanistan timur, Jum'at (09/12/201), kata seorang pejabat pemerintah

Serangan itu dilakukan ketika mereka sedang meninggalkan masjid itu setelah sholat Jumat di daerah Ghazi Abad di provinsi wilayah timur, Kunar, yang berbatasan dengan Pakistan, kata gubernur provinsi Kunar Fazullulah Wahidi.

"Sasaran serangan itu adalah kepala kepolisian daerah dan penyerang meledakkan dirinya di pintu gerbang masjid tersebut," kata gubernur tersebut kepada AFP.

"Kepala kepolisian daerah Gaziabad, seorang perwira intelijen, dua polisi dan dua warga sipil tewas, dan delapan orang lain cedera," tambahnya.

Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Kunar termasuk wilayah yang menjadi ajang kekerasan Taliban selama 10 tahun ini.

Juru bicara kelompok itu Zabiullah Mujahid mengklaim dalam sebuah pesan yang dikirim kepada wartawan, kepala kepolisian daerah itu menjadi sasaran serangan dan "enam polisi" tewas.

Serangan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan tokoh-tokoh senior pemerintah dan keamanan. Target-target profil paling tinggi selama setahun terakhir tersebut termasuk mantan Presiden dan utusan senior perdamaian Burhanuddin Rabbani dan Ahmad Wali Karzai, saudara dari Presiden Hamid Karzai.

Pada bulan Oktober 2010 pemboman masjid menewaskan gubernur provinsi Kunduz utara ketika dia sedang shalat, dan pada bulan Juni seorang penyerang jibaku menyerang di upacara pemakaman untuk kepala polisi dibunuh di provinsi yang sama.

Pemboman itu juga terjadi tiga hari setelah serangan-serangan terpadu terhadap penganut Syiah di ibu kota Kabul dan kota wilayah utara, Mazar-i-Sharif, menewaskan sedikitnya 59 orang dam melukai 200 lainnya selama peringatan hari Asyura.

Serangan itu merupakan kekerasan sektarian terburuk Afghanistan yang terlihat sejak jatuhnya Taliban. (by/reuters)


latestnews

View Full Version