SOMALIA (voa-islam.com) - Sebuah keluarga Somalia, yang beberapa anggotanya tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh militer Kenya pekan lalu, menuntut kompensasi dari pemerintah Kenya.
Menurut Abdullahi Mo'alin, keluarganya kehilangan beberapa anak, termasuk seorang bayi berusia 18 bulan, setelah pesawat-pesawat tempur Kenya menyerang dan menghancurkan tempat tinggalnya di kota Jilib di Juba Tengah, selatan Somalia. Para penduduk lokal di kota mengatakan kepada Somalia Report bahwa sedikitnya delapan orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam serangan itu. Serangan udara itu dimaksudkan untuk memukul basis kelompok pejuang Islam Al-Shabaab.
"Saya kehilangan tiga anak laki-laki dan satu perempuan, termasuk bayi yang berusia 18 bulan," Mo'alin, katanya kepada Somalia Report.
Setelah serangan udara itu, Perdana Menteri Interim Dr Abdiweli Mohamed Ali mengatakan bahwa Pemerintah Transisi Federal (TFG) akan melakukan penyelidikan terhadap masalah tersebut.
Mo'alin mengatakan istri dan ketiga anak mereka lainnya selamat, karena mereka tidak di rumah pada saat serangan.
..Saya meminta kepada pemerintah Kenya untuk memberikan kami kompensasi atas tindakan mereka yang mengerikan tersebut..
"Istri saya bilang dia bergegas pulang untuk melihat apa yang terjadi kemudian menemukan rumah kami telah hancur oleh rudal dan darah di mana-mana," katanya.
Mo'alin bekerja sebagai gubernur distrik Jilib di Juba Tengah pada tahun 2005 untuk pemerintahan yang disebut Lembah Juba yang kemudian runtuh. Dia kemudian bekerja dengan Uni Pengadilan Islam sampai 2006.
"Saya meminta kepada pemerintah Kenya untuk memberikan kami kompensasi atas tindakan mereka yang mengerikan tersebut," kata Mo'alin.
Jet-jet tempur Kenya kerap menggempur wilayah-wilayah yang mereka klaim sebagai markas pejuang Islam Al-Shabaab. Namun kebanyakan tempat-tempat tersebut merupakan kawasan sipil dan para korban yang tewas dalam serangan tersebut kebanyakan juga merupakan orang-orang sipil Somalia tidak berdosa. (an/sr)