View Full Version
Jum'at, 22 Jun 2012

Orang-Orang Muda Yang Gigih Menyongsong Kematian

Orang-orang tua di berbagai negara Arab dan Afrika Utara menjadi terkejut saat menyaksikan telivisi Suriah.

Tiba-tiba mereka mendapatkan kabar anaknya sudah syahid di Suriah. Sebelumnya, ketika mereka berpamitan, mereka mengatakan akan belajar di Turki atau Lebanon. Tidak berfikir anaknya akan ikut berjihad di Suriah.

Beberapa keluarga di Tunisia, baru bisa mengerti tentang anak-anak mereka, ketika mereka melihat telivisi. Sebelumnya, tidak pernah membayangkan bahwa anaknya itu pergi berjihad.

Mereka hanya tahu anaknya akan menuntut ilmu, dan belajar di negeri lain. Tetapi, kenyataannya anak-anak mereka bergabung dengan pemuda-pemuda lainnya, yang datang dari berbagai negara, dan berjihad di Suriah.

Tunisia menjadi tempat lahirnya revolusi di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara. Revolusi itu pecah, diawali ketika seorang pemuda miskin, yang nekat membakar dirinya di depan gedung parlemen, dan kemudian menyulut revolusi di seluruh negeri, dan kemudian rezim Zine al-Abidin pergi selama-lamanya.

Sekarang menurut laporan banyak pemuda  Tunisia yang berangkat berjihad di Suriah. Menurut angka yang dikeluarkan oleh pemerintah Suriah, menunjukkan sebagian besar pemuda Tunisia pergi bergabung dengan motive melawan rezim Bashar Assad.

Situasi di Suriah ini akan semakin menenggelamkan Timur Tengah kedalam gerakan pemberontakan yang berskala besar di Suriah. Tentu, dampaknya nanti akan sangat mengkawatirkan terhadap tatanan baru yang muncul, yaitu sistem demokrasi Tunisia.

Pemerintah Tunisia menjadi sangat kuatir dengan perkembangan baru itu, di mana banyaknya pemuda Tunisia yang bergabung dengan gerakan jihad di Suriah. Mereka ini berpontensi akan menganggu sistem demokrasi ang baru saja tumbuh di Tunisia.

Pemerintah Tunisia yang baru di bawah Partai An-Nahdah, sudah menghadapi tantangan yang sangat berat, yaitu tuntutan dari kelompok Salafi dan kelompok-kelompok lainnya, yang  menginginkan ditegakkannya Syariah Islam di negeri yang baru membentuk pemerintahan.

Memang, belum diketahui dengan pasti berapa banyak pemuda  Tunisia yang pergi  berjihad di Suriah. Di mana kekerasan berkembang semakin kacau dalam beberapa bulan terakhir. Pemberontakan yang dimulai dengan protes damai sebagian besar kini  berubah menjadi revolusi, kemudian pemberontakan bersenjata.

Tentu, yang paling ditakuti pemerintah Suriah pola "bom bunuh diri" yang sekarang menyebar dengan sangat cepat. "Bom bunuh diri" semakin umum di Suriah, dan pejabat Barat mengatakan ragu bahwa ini terkait dengan jaringan terorisme.

Pemerintahan Suriah dengan sengaja membuat atau  menyediakan ladang bagi para pemuda Arab, berjihad, dan melakukan "bom bunuh diri", dan dalam skala luar biasa besarnya.

Mereka tidak ada yang takut akan kematian, dan justeru mereka sedang mencari dan menyongsong kematian, sebagai sebuah cita-cita tertinggi mereka yaitu : mati syahid.

Pertengahan Departemen Luar Negeri Amerika, Mei lalu, mengeluarkan surat kepada PBB memberikan nama 26 jihadis untuk ditangkap dan dituduh sebagai anggota Al-Qaeda, dan 19 dari mereka adalah Tunisia.

Tunisia  salah satu negara paling sekuler di dunia Arab, di bawah Zine al-Abidin, kaum Islamis dihancurkan dengna kejam.

Tapi, di balik kehidupan sekuler dan budaya Barat, yang sangat hedonis itu, dan banyak ekspatriat dari Perancis yang mengumbar syahwat di  pantai Tunisia yang indah, arus Islam begitu kuat, dan akhirnya saatnya menghancurkan rezim sekuler dan hedonis.

Sekarang mereka pergi ke Suriah, Irak, dan Afghanistan, memenuhi panggilan jihad, dan ingin menemukna syahid.

Sekitar 600 jihadis asing ditemukan di daerah Sinjar di Irak, dan  menunjukkan  mayoritas para jihadis itu adalah warga Libya, Saudi, dan Tunisia menempati urutan pertama.

William Lawrence, analis Afrika Utara untuk International Crisis Group, mengatakan kehadiran jihadis  internasional dari Tunisia jihad adalah sesuatu yang menarik dipelajari Departemen Luar Negeri, Amerika Serikat.

Seorang tokoh menyerukan orang muda Tunisia melakukan perjalanan ke Suriah berjihad melawan apa yang mereka sebut sebuah rezim Syiah yang ghullat. "Ini adalah tugas semua Muslim  mendukung perjuangan rakyat Suriah melawan despotisme," kata Bilal Chaouachi, seorang mahasiswa di Universitas Zaytouna, Tunisia.

Bilal mengatakan jihad di Suriah digambarkan sebagai jihad yang sangat mulia melawan rezim  "kafir" yang didukung oleh tentara bayaran Iran dan Lebanon,  Rusia dan Cina.

Begitu banyak anak muda yang ingin segera menemukan jalan syahid, dan kemuliaan disisi-Nya. Tidak hanya sekedar berpangku tangan, atau sekedar dengan seruan-seruan kosong, lewat khotbah dan ceramah di masjid dan gedung-gedung yang ber-ac.mi
 


latestnews

View Full Version