View Full Version
Senin, 16 Jul 2012

400 Milisi Pendukung Pemerintah Mali Bergabung dengan Anshar Al-Din

BAMAKO, MALI (voa-islam.com) -  Di tengah kecemasan internasional bahwa Mali bisa menjadi tempat peluncuran tanpa hukum untuk kegiatan pejuang Islam, sebuah berita yang menambah ke khawatiran Barat muncul bahwa ratusan milisi suku yang sebelumnya mendukung pemerintah Mali untuk memerangi pejuang Islam membelot dan bergabung dengan Anshar Al-Din yang menguasai di Mali utara.

Kelompok pejuang Islam yang terkait Al-Qaidah di utara Mali telah mendaftar pejuang baru dari milisi suku untuk memperkuat cengkeraman mereka di kawasan itu, menurut para saksi dan kelompok tersebut.

Seorang penduduk kota Douentza kepada The Associated Press pada hari Ahad (15/7/2012) bahwa sekitar 400 pejuang dari milisi Gandakoy yang mendukung pemerintah tampaknya telah merusak barisan dan bergabung dengan kelompok pejuang Islam, memperkuat sisi radikal atas pemberontak etnis Tuareg di daerah tersebut. Saksi tersebut yang dihubungi melalui telepon dari Bamako, yang menolak menyebutkan namanya.

Salah satu pejuang dari kelompok yang berbasis di Timbuktu, Oumar Ould Hamaha, menegaskan pengamatan warga tersebut, mengatakan para militan Gandakoy di dalam Douentza "100 persen bersama dengan Ansar Dine."

Setelah kudeta yang menggulingkan pemerintah demokratis Mali pada bulan Maret, pemberontak etnis Tuareg yang mencari pemisahan diri mengambil alih negara bagian utara - wilayah yang lebih besar dari Perancis - tetapi diusir pada bulan Juni oleh para pejuang Islamis yang bersumpah untuk memperkenalkan syariah Islam yang ketat. Mereka diperkirakan berjumlah sekitar 700 pejuang, namun jumlah yang pasti tidak tersedia.

Douentza, sekitar 250 kilometer selatan Timbuktu, dianggap terletak pada garis depan antara tentara Mali dan pemberontak separatis Tuareg Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA) tersebut.

Juru bicara Ansar Dine itu, Sanda Abou Mohamed, juga menegaskan bahwa Gandakoy "yang menghormati prinsip-prinsip kami" tiba di Douentza. "Saya tidak bisa mengatakan jumlah pasti pejuang Gandakoy di Douentza," katanya, menambahkan bahwa mereka ada untuk mengontrol salah satu jalan penting yang menghubungkan selatan dan utara negara itu.

Pemerintah di Bamako mengatakan belum memiliki gambaran yang lengkap tentang situasi baru tersebut. "Tapi apa yang kita katakan pemuda (milisi Gandakoy-Red) sedang menjaga barisan di belakang pemerintah untuk kembali menaklukkan Mali utara," kata juru bicara pemerintah Hamadoun Toure. (by/AP)


latestnews

View Full Version