AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Juru bicara resmi Taliban Afghanistan mengeluarkan pernyataan menolak sebuah laporan media bahwa kelompok tersebut berusaha untuk memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah.
Zabihullah Mujahid, juru bicara resmi untuk "Emirat Islam Afghanistan," mengeluarkan pernyataan pagi hari ini (1/8/2012) dalam bagian bahasa Pashtu di website Taliban, Voice of Jihad. Zabihullah mengatakan bahwa sebuah laporan di Asharq Alawsat, yang meringkas sebuah artikel di Financial Times yang mengklaim bahwa mantan pejabat Taliban mengatakan kelompok itu bersedia memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah, tidak melakukan konfirmasi atau sanksi.
"Jelas bahwa penerbitan laporan seperti itu yang dihubungkan kepada beberapa pejabat tidak dikenal dahulu dan sekarang dari Imarah Islam dan tanpa konfirmasi dari komisi budaya atau pejabat Imarah Islam adalah bertentangan dengan semua prinsip-prinsip dan nilai-nilai media internasional," pernyataan itu dikaitkan kepada perkataan Zabihullah.
"Emirat Islam menjadikannya jelas bahwa hanya orang-orang yang memenuhi syarat untuk menjadi wakil-wakil dari Emirat Islam yang akan diperkenalkan secara resmi oleh kantor politik dari Emirat Islam secara tertulis kepada suatu negara atau partai," lanjut pernyataan itu.
Zabihullah menggambarkan laporan itu sebagai yang terbaru dalam serangkaian artikel dari "beberapa individu dan pihak-pihak oportunis" yang "telah berkomitmen dan melakukan tindakan curang tersebut untuk beberapa keuntungan."
Menurut laporan di Asharq Alawsat, "diskusi diadakan dengan empat orang:. Dua mantan anggota pemerintahan Taliban, seorang mantan komandan Mujahidin senior yang memiliki hubungan dekat dengan Taliban, dan mediator tidak resmi Afghanistan. Mereka semua menekankan bahwa pemimpin Taliban telah mengembangkan rasa realisme yang kuat sebagai hasil dari pengalaman kelompok itu selama dekade terakhir, dan mereka berniat untuk menjauhkan diri dari Al-Qaidah dan menghapusnya, bersama dengan kelompok pejuang Islam internasional lain, dari wilayah yang berada di bawah kontrol Taliban. "
Laporan Asharq Alawsat juga menyatakan bahwa Taliban bersedia menerima kehadiran pangkalan militer AS dan akan menerima konstitusi Afghanistan.
..Taliban Afghanistan menolak untuk memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah ketika AS memaksa Taliban untuk melakukannya pasca serangan 11 September 2001, dan telah mengabaikan peluang untuk mengecam Al-Qaidah beberapa kali sejak itu..
Taliban Afghanistan menolak untuk memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah ketika AS memaksa Taliban untuk melakukannya pasca serangan 11 September 2001, dan telah mengabaikan peluang untuk mengecam Al-Qaidah beberapa kali sejak itu. Pada bulan Februari tahun ini, Zabihullah menolak untuk mengecam "terorisme internasional," sebuah referensi untuk Al-Qaidah.
Al-Qaidah berjuang bersama Taliban selama bertahun-tahun sebelum AS menginvasi, dan diketahui masih beroperasi di seluruh Afghanistan. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional mengklaim telah melakukan penggerebekan terhadap para pemimpin Al-Qaidah dan para sekutu mereka di Balkh, Farah, Ghazni, Helmand, Kandahar, Khost, Kunar, Kunduz, Laghman, Logar, Nangarhar, Paktia, Paktika, Sar-i-Pul, Takhar, Wardak , dan Zabul, atau 17 dari 34 propinsi Afghanistan, menurut pers rilis ISAF. Banyak dari serangan telah terjadi selama dua tahun terakhir.
Tiga dari empat komandan militer tinggi Taliban, para emir dari dewan-dewan daerah, terkait erat dengan Al-Qaidah. Siraj Haqqani, Mullah Zakir, dan Syekh Muhammad Aminullah, semuanya terkait erat dengan Al-Qaidah.
Alih-alih mencela Al-Qaidah, para komandan Taliban tersebut telah menegaskan kembali hubungan dekat Taliban terhadap kelompok pejuang Islam tersebut. Mullah Sangeen Zadran, komandan Jaringan Haqqani yang menjabat sebagai gubernur bayangan Taliban dari provinsi Paktika, mengatakan Al-Qaidah dan Taliban "semua adalah satu dan disatukan oleh Islam." Sangeen membuat pernyataannya untuk As Sahab, sayap propaganda resmi Al-Qaidah.
"Kami tidak melihat perbedaan antara Taliban dan Al-Qaidah, karena kita semua umat Islam Syaikh Usamah Bin Ladin telah bersumpah setia kepada Amirul Mukminin Mullah Omar dan telah menegaskan kepemimpinannya lagi dan lagi, "kata Sangeen. (st/tlwj)