ISRAEL (voa-islam.com) - Angkatan Pertahanan Israel hari Jum'at merilis pernyataan bahwa seorang tentara Israel tewas dan satu lainnya terluka selama pertempuran dengan "teroris" yang berusaha untuk menyusup ke Israel dari Mesir dan membunuh warga Israel.
Para pejuang Islam tersebut, yang belum dikaitkan dengan kelompok tertentu, menyerang tentara Israel yang menyediakan keamanan untuk kru konstruksi bangunan pagar di daerah Harif Har di perbatasan dengan Sinai Mesir, menurut sebuah pernyataan yang dirilis di situs IDF.
Pasukan Israel mengklaim menewaskan tiga mujahidin ketika membalas tembakan. "Setidaknya satu dari teroris bersenjata menggunakan sabuk peledak," kata IDF.
IDF mengatakan mereka "mencegah serangan besar-besaran terhadap warga Israel" dan bahwa "tidak ada teroris berhasil menyusup ke Israel."
Serangan itu kemungkinan dilakukan oleh salah satu dari banyak kelompok Salafi jihadi yang terkait dengan Al-Qaidah yang telah bermunculan di Sinai Mesir sejak pemberontakan yang disebut musim semi Arab menyebabkan pengusiran mantan Presiden Hosni Mubarak. Kelompok yang telah muncul sejak Musim Semi Arab termasuk Al Qaida di Semenanjung Sinai dan sayap militernya, Ansar al Jihad, Syura Mujahidin Council, dan Jund al Syariah. Kelompok-kelompok pejuang Islam tersebut telah melakukan serangan terhadap Israel, pasukan penjaga perdamaian PBB di Sinai, pasukan Mesir, dan jaringan pipa yang mengangkut gas alam ke Israel.
Dewan Syura Mujahidin menyatakan tanggung jawab untuk serangan serupa pada 18 Juni yang menargetkan para pekerja karena mereka membangun pagar untuk mengamankan perbatasan Israel sepanjang Sinai Mesir. Serangan lintas-perbatasan itu menargetkan kendaraan yang digunakan oleh pekerja konstruksi Israel. Satu orang tewas dalam serangan IED, yang terjadi di dalam wilayah Israel.
Dalam sebuah video yang menyatakan pujian atas serangan tersebut, MSC mengatakan pemboman itu "hadiah untuk saudara-saudara kita di Qaedat al Jihad dan Syaikh Zawahiri," emir Al-Qaidah, dan pembalasan atas kematian Syaikh Usama bin Ladin. MSC mengatakan bahwa Khalid Salah Abdul Hadi Jadullah (Abu Salah al Masri), seorang warga Mesir, dan Adi Saleh Abdullah al Fudhayli al Hadhl (Abu Hudhayfa al Hudhali), seorang Saudi, menanam dan meledakkan IED, dan merilis sebuah video dari pelatihan orang-orang yang melakukan serangan itu.
Pada 14 September, kelompok jihad lain menyerang basis di Sinai Mesir yang diawaki oleh pasukan internasional, melanggar perimeter, dan melukai empat tentara. Para penyerang dilaporkan memasang panji hitam Al-Qaidah diatas markas tersebut sebelum pergi.
Pemerintah Mesir yang dipimpin Ikhwanul Muslimin telah merespon dengan meningkatkan kekuatan di daerah tersebut, dan mengklaim telah meluncurkan tindakan keras terhadap kelompok-kelompok jihad. Namun pemerintah juga telah mengirimkan mantan jihadis untuk bernegosiasi dengan mujahidin di Sinai. (by/tlwj)