View Full Version
Sabtu, 13 Oct 2012

Al-Qaidah Irak Nyatakan Tanggung Jawab atas Serangan di Penjara Tasfirat Tikrit

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Negara Islam Irak, payung pejuang Islam Al-Qaidah di negara tersebut mengatakan bahwa kelompok itu bertanggung jawab atas serangan kompleks di penjara Tasfirat di kota Tikrit yang membunuh dan mencederai 80 pasukan keamanan Irak dan membebaskan lebih dari 100 tahanan, termasuk puluhan pejuang Islam.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jum'at (12/10/2012) di forum jihad dan diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group, Negara Islam Irak mengatakan mengeksekusi pembobolan penjara 27 September. Kelompok pejuang Islam tersebut mengatakan operasi itu merupakan bagian dari kampanye "Menghancurkan Dinding", yang diumumkan pada akhir Juli oleh Abu Du'a, amir Negara Islam Irak. Dalam pernyataan itu, Abu Do'a mengatakan penekanan yang akan menempatkan pada upaya "untuk melepaskan tahanan Muslim di manapun."

Dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs jihad, kelompok Negara Islam Irak (ISI) memberikan penjelasan terinci mengenai bagaimana mereka menyediakan "bom, sabuk peledak dan senapan berperedam suara untuk para tahanan dan berkoordinasi dengan mereka", sementara pejuang Islam di luar penjara membunuh sipir dan meledakkan sebuah bom mobil, lapor AFP.

Pada malam 27 September, "sebuah bom mobil meledak di luar pintu gerbang utama" penjara itu, yang membuat tahanan yang dibantu pejuang Islam dari luar berhasil meloloskan diri, kata kelompok tersebut di situs berita Honein.

Tahanan merampas senjata sipir dan membunuh mereka sebelum "menguasai penjara", kata ISI dalam pernyataan itu, dengan menambahkan bahwa pejuang Islam membakar "arsip-arsip penjara dan menghancurkan dokumen mengenai para tahanan, khususnya  dan orang yang diburu".

Pihak berwenang Irak menyatakan, 102 tahanan melarikan diri selama insiden itu, termasuk 47 anggota ISI. Para pejabat kemudian mengatakan, 23 tahanan ditangkap lagi dan empat orang tewas beberapa jam setelah penyerbuan itu.

Al-Qaidah di Irak mengatakan bahwa operasi itu mengakibatkan "kematian dan cedera hampir 80 murtadin," dan membebaskan "puluhan" pejuangnya. Pemerintah Irak sendiri hanya mengakui dua polisi dan seorang tentara mereka yang tewas, sementara mengklaim bahwa 11 pejuang Al-Qaidah di Irak tewas dalam pertempuran.

Al-Qaidah di Irak mempertahankan kemampuan mereka untuk mengatur dan melaksanakan serangan kompleks berskala besar, seperti serangan terhadap penjara Tasfirat di Tikrit. Serangan lain semacam itu, di Haditha pada bulan Maret, menewaskan 27 polisi Irak. Al-Qaidah di Irak mampu mengatur dan melatih lebih dari 100 pejuang yang menyamar sebagai pasukan komando polisi, memblokir jalan-jalan ke kota, dan mengumpulkan dan mengeksekusi para polisi Irak. Kelompok ini juga telah menunjukkan kemampuan untuk melancarkan serangan terkoordinasi di berbagai kota di seluruh negeri setidaknya satu atau dua kali sebulan.

Awal pekan ini, para pejabat Irak dan AS mengatakan Al-Qaidah di Irak memiliki kekuatan lebih dari dua kali lipat sejak penarikan AS dari Irak tahun lalu, dari 1.000 menjadi 2.500 pejuang, dan telah membangun kembali kamp pelatihan di padang pasir di bagian barat negara itu, menurut The Associated Press. Al-Qaidah di Irak juga telah memiliki kemampuan dua kali lipat untuk melaksanakan berbagai serangan. (by/tlwj)

Ket: Penjara Tasfirat di kota utara Tikrit setelah penyerbuan oleh pejuang Al-Qaidah Irak pada 27 Septermber 2012


latestnews

View Full Version