WASHINGTON (voa-islam.com) - FBI mengatakan pada Rabu (15/11/20120) pihaknya telah menambahkan tiga orang pejuang Islam ke dalam daftar "teroris" paling dicari Amerika, termasuk diantaranya seorang warga AS yang merupakan anggota pejuang Islam Al-Shabaab Somalia yang menggunakan nasyid rap sebagai alat propaganda.
Omar Shafik Hammami, yang lahir di Alabama namun kini diperkirakan tinggal di Somalia, diyakini menjadi pemimpin senior pejuang Islam Al-Shabaab, dimasukkan dalam daftar hitam "teroris" Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2008.
Kelompok Al-Shabaab telah "berulang kali mengancam melakukan tindakan teror terhadap Amerika dan kepentingan warga Amerika," kata Biro Investigasi Federal dalam sebuah pernyataan tersebut.
Juga dikenal sebagai Abu Mansour al-Amriki, Omar Shafik Hammami telah merilis nasyid rap dalam bahasa Inggris di Internet sejak 2009 sebagai alat perekrutan.
Dalam nasyid-nasyid tersebut, Hammami mengatakan ia berharap untuk dibunuh oleh serangan pesawat tak berawak atau dalam serangan rudal jelajah sehingga ia dapat mencapai syahid.
Ia mengajak kaum muda untuk bergabung dengan jihad untuk "menghapus Israel dari dunia," dan ia mendorong serangan terhadap militer AS di Afghanistan dan Somalia.
Hammami, yang telah didakwa di Amerika Serikat atas berbagai tuduhan "terorisme" telah menjadi subyek dari surat perintah penahanan internasional sejak tahun 2007.
Juga ditambahkan ke daftar "teroris" paling dicari pada Rabu adalah warga Filipina Raddulan Sahiron, yang diburu untuk peran yang dituduhkan kepadanya dalam penculikan seorang warga Amerika di Filipina pada tahun 1993 oleh pejuang Islam Filipina, Abu Sayyaf yang terkait Al-Qaidah.
Sahiron diyakini menjadi pemimpin kelompok tersebut, yang dimasukkan dalam daftar hitam teroris AS pada tahun 1997, kata FBI.
Abu Sayyaf didirikan pada 1990-an dengan uang dari pemimpin Al-Qaidah sebelumnya, Syaikh Usamah bin Ladin, menurut militer Filipina, dan telah disalahkan untuk serangan teror terburuk terhadap bangsa itu.
Serangan ini termasuk pemboman sebuah feri penumpang di Teluk Manila yang menewaskan lebih dari 100 orang pada tahun 2004, serta penculikan banyak orang asing dan orang Filipina di wilayah selatan negara itu di mana kelompok itu bermarkas.
Hadiah untuk program Keadilan Departemen Luar Negeri AS menawarkan sampai $ 1 juta dolar AS (+- Rp. 9,5 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Sahiron, yang diyakini berada di kepulauan Sulu.
Sahiron didakwa di pengadilan federal AS pada tahun 2007 sehubungan dengan penculikan warga negara Amerika yang disandera selama 23 hari di pulau Jolo.
FBI juga mengatakan sedang mencari informasi untuk orang ketiga, Syekh Aminullah, yang diduga memberikan dukungan material kepada para pejuang Islam dengan bantuan dari kelompok militan Pakistan Lashkar-e-Taiba, yang ditunjuk sebagai kelompok teroris pada tahun 2001.
Tersangka itu, yang diyakini tinggal di kota Peshawar, Pakistan, dituduh telah memberikan dukungan dalam bentuk dana dan merekrut anggota untuk jaringan Al-Qaeda dan Taliban.
Daftar "teroris" paling dicari FBI diciptakan pada bulan Oktober 2001, tak lama setelah serangan 11 September. Informasi Pencarian dari daftar teroris tersebut kemudian diciptakan untuk mempublikasikan upaya untuk menemukan tersangka yang belum didakwa dengan berbagai tudauhan kejahatan. (by/AFP)