View Full Version
Ahad, 18 Nov 2012

AQIM Kirim 300 Pejuang Bantu MUJAO Hadapi Serangan Pemberontak Tuareg

GAO, MALI (voa-islam.com) - Al-Qaidah cabang Afrika Utara telah mengirimkan ratusan pejuangnya untuk memperkuat sekutu pejuang Islam mereka di wilayah tegang Gao di timur laut Mali,para saksi mengatakan pada Sabtu (17/11/2012), setelah para pemberontak Tuareg melancarkan serangan gagal sehari sebelumnya.

Pada hari Jumat (16/11/2012), pemberontak Tuareg MNLA menyerang para pejuang Islam, tetapi menderita sebuah kekalahan hebat dimana sekitar selusin dari para prajurit mereka terbunuh, sumber keamanan regional mengatakan.

MNLA pada Sabtu mengklaim pihaknya hanya menderita korban luka sembilan pejuang, menambahkan bahwa para pemberontak telah membunuh lebih dari 20 pejuang Islam MUJAO dan melukai lebih dari "beberapa lusin."

"Kami sangat senang dengan keberhasilan pertama," kata MNLA dalam sebuah pernyataan.

Untuk mempersiapkan sebuah kemungkinan serangan terbaru, AQIM telah mengirim sekitar 300 bala bantuan dari Timbuktu, sekitar 300 kilometer barat dari Gao, para saksi mengatakan kepada AFP.

Menurut Moussa Salem, seorang anggota pemberontak MNLA, "tujuan kami tetap untuk merebut kembali Azawad dari tangan AQIM dan sekutunya. Kita bisa mundur kembali,. Tapi itu hanya untuk dapat lebih mendorong ke depan setelahnya."

Azawad sendiri merupakan sebutan suku Tuareg untuk Mali utara.

Sementara itu, juru bicara MUJAO Walid Abu Sahraoui mengatakan kelompoknya akan terus mengejar MNLA melintasi seluruh wilayah.

"Kami yang mengendalikan situasi," katanya.

Mali, pernah dianggap sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Afrika Barat, namun itu dengan cepat berubah setelah kudeta bulan Maret lalu yang menggulingkan pemerintah mantan Presiden Amadou Toumani Toure.

Kekosongan kekuasaan setalah kudeta itu memungkinkan pemberontak Tuareg, yang baru saja meluncurkan pemberontakan selama puluhan tahun untuk kemerdekaan, untuk merebut kota-kota utama di utara dengan bantuan sekutu mereka AQIM, MUJAO dan Ansar Dine.

Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM) dan sekutunya awalnya berjuang bersama orang-orang nomaden Tuareg yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembebasan Azawad (MNLA) untuk merebut kendali atas utara gurun luas Mali menyusul kudeta militer pada 22 Maret lalu.

Tapi kelompok pejuang Islam, yang bertujuan menegakkan hukum Syariah Islam di wilayah tersebut, akhirnya merebut wilayah itu dari sekutu mereka yang lebih sekuler pemberontak Tuareg, yang berjuang untuk mendirikan sebuah negara merdeka.

Meskipun kota Gao dan sekitarnya awalnya berada di bawah kendali MNLA Tuareg, Gerakan untuk Tauhid dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO) akhirnya menggulingkan kekuasaan mereka pada akhir Juni lalu.

Sejak kekalahan mereka dari tangan kelompok pejuang Islam pada tanggal 27 Juni, para pemberontak Tuareg tidak lagi mengontrol setiap kota di wilayah gurun besar utara yang mencakup dua-pertiga wilayah Mali.

Semenjak itu kelompok-kelompok Islam telah menerapkan hukum syariah terhadap para pezina, pemabuk serta pencuri di wilayah yang berada di bawah kendali mereka. (an/ahram)


latestnews

View Full Version