PUNTLAND (voa-islam.com) - Sebuah ledakan bom dan baku tembak antara para pejuang Islam dan pasukan dari wilayah semi-otonom Puntland telah menyebabkan 31 orang tewas atau terluka, kata para pejabat.
Pejuang dari kelompok Al-Shabaab menyerang sebuah pangkalan militer dan menanam sebuah bom pinggir jalan, kata para pejabat.
Menteri Informasi Puntland Mohamed Aydid mengatakan kepada BBC Layanan Somalia bahwa sebuah truk yang membawa tentara menjadi sasaran bom pinggir jalan dekat Bossaso, pusat komersial utama di wilayah semi-otonom tersebut.
Sepuluh tentara tewas atau terluka dalam serangan itu, katanya.
Serang pangkalan militer
Para pejuang Al-Shabaab bersenjata berat juga meluncurkan serangan terhadap sebuah pangkalan militer di daerah itu, tetapi digagalkan oleh tentara, Aydid menambahkan.
"Mereka mundur ke persembunyian mereka di pegunungan Galagalo," katanya.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Puntland mengatakan dua tentaranya tewas dalam serangan ini.
Intelijen pemerintah mengklaim bahwa setidaknya tujuh pejuang Al-Shabaab gugur dan lebih dari 12 terluka ketika pasukan pemerintah Puntland menyerang balik, kata pernyataan itu.
"Pasukan Puntland mengejar jejak para pejuang Al-Shabaab ke pegunungan," tambah pernyataan itu.
Al-Shabaab mengkonfirmasi serangan tersebut, mengatakan kelompok itu telah menewaskan 29 tentara.
Analis BBC Somalia Mary Harper melaporkan bahwa puluhan pejuang Al-Shabaab dalam beberapa bulan terakhir telah bergerak ke utara ke pegunungan Galagalo, ketika tentara Somalia dan 18.000 pasukan Uni Afrika merebut wilayah di Somalia selatan.
Baganimanapun telah terjadi penyergapan-penyergapan besar oleh Al-Shabaab di Somalia selatan dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Selasa, kelompok Al-Shabaab menyerang sebuah pangkalan militer dekat kota Jowhar, salah satu benteng terakhir Al-Shabaab di perkotaan, dan pada hari Senin menyerang konvoi tiga menteri pemerintah yang tengah berbepergian dekat pelabuhan Merca.
Insiden ini membuktikan bahwa meskipun Al-Shabaab telah kehilangan area-area kunci dalam satu tahun terakhir, termasuk Kismayo dan beberapa distrik dari ibukota Mogadishu, tidak berarti bahwa kekuatan para pejuang Islam tersebut telah habis, tulis Mary Harper. (an/bbc)