View Full Version
Jum'at, 04 Jan 2013

Intelijen: Serangan Drone AS Tewaskan Komandan Taliban Mullah Nazir

WANA, PAKISTAN (voa-islam.com) - Sumber-sumber intelijen Pakistan mengklaim bahwa serangan pesawat tak berawak AS pada Rabu (2/1/2012) di barat laut Pakistan telah membunuh membunuh seorang komandan Taliban, wakilnya dan delapan orang lainnya.

Maulvi Nazir Wazir, juga dikenal sebagai Mullah Nazir, gugur pada Rabu malam ketika rudal menghantam sebuah rumah di Angoor Adda, dekat ibukota Wana, Waziristan Selatan, dekat perbatasan Afghanistan, sumber-sumber intelijen dan warga mengatakan Kamis (3/12/2013).

Wakilnya, Ratta Khan, termasuk yang gugur dalam serangan itu, kata sumber-sumber tersebut.

Nazir lebih menyukai menyerang pasukan Amerika di Afghanistan ketimbang tentara Pakistan di Pakistan, posisi yang membuatnya sedikit bertentangan dengan beberapa komandan Taliban Pakistan lainnya namun membuatnya mendapatkan reputasi sebagai Taliban yang "baik" di antara beberapa di militer Pakistan.

Militer Pakistan memiliki pangkalan besar di Wana, di mana Nazir dan anak buahnya bermarkas. Warga mengatakan pasar utama di Wana ditutup pada Kamis memperingati gugurnya Nazir.

Nazir terluka sendiri terluka dalam pemboman yang menargetkan dirinya pada bulan November lalu saat tengah berada di pasar Wana.

Serangan drone telah secara dramatis meningkat sejak Presiden AS Barack Obama berkuasa. Di era terakhir pemerintahan Bush pada 2007, hanya ada lima serangan pesawat tak berawak. Jumlah serangan tersebut memuncak pada 117 tahun 2010 dan bertambah 46 tahun lalu.

Data yang dikumpulkan dari laporan berita oleh Biro Jurnalisme Investigatif mengatakan bahwa antara 2,600-3,404 warga Pakistan telah dibunuh oleh pesawat tersebut.

Kelompok HAM mengatakan bahwa beberapa warga begitu takut akan serangan tersebut sehingga mereka tidak ingin meninggalkan rumah mereka.

Meski Pakistan telah berulang kali mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak AS merupakan pelanggaran kedaulatan nasional mereka dan telah meminta mereka untuk berhenti, namun hingga kini AS tetap tak bergeming dan terus melakukan operasi tersebut. (an/wb)


latestnews

View Full Version