KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Islam Taliban Afghanistan pada hari Sabtu (5/12/2013) memperingatkan perang berkepanjangan di Afghanistan jika pasukan asing tetap ada setelah akhir 2014, sebuah ancaman yang dikeluarkan ketika Kabul dan Washington mempersiapkan diri untuk membahas kehadiran "sisa" dari pasukan AS di negara tersebut.
Presiden Barack Obama dan Presiden Hamid Karzai akan mengadakan pembicaraan di AS pekan depan pada pakta keamanan jangka panjang antara kedua negara, dengan tentara AS yang tersisa di Afghanistan menjadi bahasan utama dalam pertemuan tersebut.
"Jika Amerika menginginkan perdamaian di Afghanistan dan wilayah itu serta jalan keluar bagi orang-orang dari kubangan ini maka mereka harus segera memindahkan semua pasukannya dari Afghanistan dan praktis mengakhiri perang yang sia-sia ini," kata Taliban.
"Karena itu jika Amerika ingin meninggalkan sejumlah kecil atau besar pasukannya untuk jangka waktu kapanpun maka itu berarti perang dan kehancuran akan terus berlanjut di daerah itu untuk jangka yang sama," kata Taliban dalam sebuah pernyataan.
"Dan jika Karzai dan rezim Kabul setuju dengan kehadiran bahkan hanya satu tentara Amerika, seperti saat ini, mereka juga harus bertanggung jawab untuk semua permusuhan di masa depan, korban dan kehancuran."
Taliban mengatakan "kehadiran Amerika di Afghanistan" adalah penyebab dari "semua kekacauan dan anarki ini di wilayah tersebut."
..jika Amerika ingin meninggalkan sejumlah kecil atau besar pasukannya untuk jangka waktu kapanpun maka itu berarti perang dan kehancuran akan terus berlanjut di daerah itu untuk jangka yang sama..
Laporan-laporan media terbaru menunjukkan Departemen Pertahanan AS telah menyiapkan rencana untuk meninggalkan 3.000, 6.000 atau 9.000 pasukan di negeri itu, yang difokuskan pada penggempuran terhadap kelompok pejuang Al-Qaidah.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan jumlah pasukan yang ramping tersebut akan berfokus pada mencegah Al-Qaidah, yang dilindungi oleh pemerintah Taliban pada 1996-2001, dari kembali berpijak di negara yang hancur oleh perang tersebut.
Pasukan tersebut juga akan terus melatih tentara dan polisi Afghanistan, yang akan bertanggung jawab untuk keamanan nasional lebih dari satu dekade setelah aliansi pimpinan AS menggulingkan pemerintahan sah Taliban.
Jenderal John Allen, komandan pasukan AS dan NATO, sebelumnya menyarankan meninggalkan sampai dengan 15.000 tentara, dan perkiraan baru itu berarti membuang rencana untuk pos-pos diplomatik di seluruh Afghanistan, Wall Street Journal mengatakan.
Sedikit tentara juga akan meningkatkan ketergantungan AS pada pesawat drone untuk memantau dan menargetkan para pejuang Islam setelah sebagian besar pesawat berawak dan pilot mereka ditarik keluar, koran tersebut menambahkan.
Koalisi NATO, yang telah memerangi pemberontakan oleh kelompok pejuang Islam Taliban sejak tahun 2001, mengurangi jumlah pasukan mereka sekitar 30.000 pada tahun 2012 dan akan mengkhiri misinya pada akhir 2014.
Hingga kini 100.000 pasukan internasional di Afghanistan masih menawasi tentara dan polisi untuk secara bertahap mengambil alih semua tugas keamanan hingga 2014. (an/AFP)