ALJAZAIR (voa-islam.com) - Kelompok terkait Al-Qaidah memperingatkan semua negara yang berpartisipasi dalam operasi militer di utara Mali untuk mencabut kembali keputusan mereka menyerang para pejuang Islam yang menerapkan hukum Syariah di wilayah tersebut atau mereka akan akan melakukan lebih banyak lagi operasi seperti di lapangan gas Amenas jika negara-negara itu tidak melakukannya
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (21/1/2013) Brigade Mulathameen yang menyatakan bertanggung jawab atas penyanderaan masal di Aljazair mengancam untuk melakukan serangan lebih banyak, kecuali negara-negara Barat mengakhiri serangan terhadap umat Islam di negara tetangga Mali, menurut layanan monitoring SITE.
Pernyataan itu diterbitkan oleh Kantor Berita Nouakchott yang berbasis diMauritania, menurut SITE, yang melacak pernyataan para pejuang Islam.
Kelompok itu mengatakan akan mencoba melakukan serangan semacam itu lebih lanjut jika tidak ada penghentian keterlibatan militer Barat di Mali utara, yang kelompok pejuang Islam sebut sebagai Azawad.
"Kami berjanji semua negara yang berpartisipasi dalam kampanye salibis terhadap daerah Azawad bahwa kami akan melakukan operasi lebih banyak jika mereka tidak mencabut keputusan mereka," kata pernyataan itu.
Kematian penyanderaan menyusul pengepungan empat hari di pabrik gas telah meningkat menjadi hampir 70 orang.
Para pejuang Islam merebut pangkalan gas itu pada hari Rabu, menangkap sebuah pabrik yang memproduksi 10 persen dari ekspor gas alam Aljazair, dan barak perumahan di dekatnya. Mereka menuntut diakhirinya serangan udara Prancis melawan pejuang Islam di Mali yang telah dimulai lima hari sebelumnya dan juga menuntut pembebasan dua orang tahanan yang dipenjara di Amerika, Syaikh Omar Abdurahman dan Dr.Aafia Shiddiqui. (by/Reuters)
Ket: Komandan Al-Qaidah, Mokhtar Belmokhtar