View Full Version
Rabu, 01 May 2013

Al-Shabaab Bersumpah Balaskan Dendam Muslim yang Dieksekusi Puntland

PUNTLAND, SOMALIA (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Islam Somalia yang terkait Al-Qaidah bersumpah untuk membalas dendam kepada pihak berwenang provinsi utara Puntland dan orang-orang yang terlibat dalam eksekusi 13 tersangka pejuang Al-Shabaab di wilayah pemerintahan semi otonomi Somalia tersebut.

Puntland lama menghindari terjebak dalam pemberontakan pejuang Islam namun perlahan-lahan telah disusupi oleh pejuang Al-Shabaab yang telah mundur dari perkotaan di wilayah selatan-tengah di negara Tanduk Afrika tersebut.
 
Pejabat Puntland mengatakan banyak dari para pejuang Al-Shabaab telah mengambil posisi di pegunungan barat kota pelabuhan Bosasso.

"Puntland membantai Muslim tak bersalah," kata juru bicara Al-Shabaab Syaikh  Ali Mohamud Rage dalam rekaman audio yang diposting pada Selasa (30/4/2013) di www.somalimemo.net, sebuah situs yang terkait dengan kelompok pejuang Islam Somalia. "Kami akan membalaskan dendam mereka. Semua orang yang memata-matai, memberi kesaksian palsu, hakim, dan yang menembak mereka akan menghadapi hukuman berat."

Waspada terhadap serangan pembalasan, pasukan keamanan Puntland kemudian dikerahkan di jalan-jalan di Bosasso. ke 13 pejuang Islam tersebut ditembak mati Selasa pagi di luar Bosasso.

Seorang pejabat pengadilan militer di Puntland mengatakan mereka telah mengaku sebagai pejuang Islam namun Al-Shabaab membantah bahwa pejuangnya ditahan di Puntland.

..Kami akan membalaskan dendam mereka. Semua orang yang memata-matai, memberi kesaksian palsu, hakim, dan yang menembak mereka akan menghadapi hukuman berat..

Syaikh Ali Mohamud Rage mengatakan eksekusi tersebut menyerupai serangkaian pembunuhan di luar hukum di Mogadishu bulan lalu, saat warga mengatakan pasukan keamanan pemerintah Somalia telah membunuh sedikitnya 10 pejuang Al-Shabaab yang diampuni dan mayat mereka dibuang di jalanan.

Pemerintah Mogadishu telah berjanji untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.

Somalia sedang mencoba untuk keluar dari dua dekade perang sipil yang telah menyebabkan negara itu tanpa pemerintahan pusat yang efektif.

Keamanan telah ditingkatkan di Mogadishu dan pemerintah memandang bahwa memperkuat supremasi hukum dan reformasi peradilan sebagai penting untuk memulihkan keadaan menjadi normal.

Intervensi militer Uni Afrika telah melakukan banyak untuk mengusir Al-Shabaab dari benteng mereka di selatan dan tengah tapi serangan-serangan pejuang Islam terhadap simbol-simbol pemerintah dan pasukan Uni Afrika, termasuk terhadap pengadilan Mogadishu pada bulan Maret yang menewaskan 30 orang, di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah menunjukkan Al-Shabaab masih bisa melancarkan serangan meskipun penurunan kekuatan tempur mereka. (an/Reuters)


latestnews

View Full Version