PAKISTAN (voa-islam.com) - Taliban telah mengirim pembom bunuh diri untuk melakukan serangan pada hari pemungutan suara pada pemilu bersejarah Pakistan Sabtu (11/5/2013), seorang komandan pejuang Islam tersebut mengatakan hari Kamis, menyusul kampanye berdarah yang telah menewaskan lebih dari 100 jiwa.
Pemungutan suara hari Sabtu akan menjadi tonggak demokrasi di negara yang selama setengah sejarahnya diperintah oleh militer tetapi Taliban Pakistan telah mengutuk pemilu sebagai tidak Islami.
"Kami tidak menerima sistim kafir yang disebut demokrasi", kata pemimpin pejuang Taliban Pakistan (TTP) Hakimullah Mehsud.
Mereka langsung mengancam Partai Rakyat Pakistan (PPP) dan mitra utamanya dalam pemerintahan saat ini, secara serius membatasi mereka untuk kampanye, dan melancarkan serangkaian serangan selama kampanye tersebut.
Hakimullah Mehsud telah secara pribadi memerintahkan pemboman jibaku pada hari pemungutan suara, kata seorang komandan Taliban di barat laut.
"Taliban telah mengirimkan beberapa Fedayeen (pelaku bom jibaku) untuk melakukan serangan terhadap pemilu di Pakistan," katanya kepada AFP pada kondisi anonimitas.
..Kami tidak menerima sistim kafir yang disebut demokrasi..
AFP melihat salinan surat yang tampaknya dikirim dari Hakimullah Mehsud kepada juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan, memetakan rencana pemboman.
"Kamu mengurus serangan di Punjab dan Sindh. Aku akan mengurus Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan," katanya mengacu pada empat provinsi Pakistan.
Serangan terhadap politisi dan partai politik, yang sebagian besar dari pemboman tersebut diakui dilakukan oleh Taliban, telah menewaskan 113 orang sejak pertengahan April, menurut hitungan AFP.
Sebuah pamflet terpisah yang didistribusikan oleh kelompok yang sebelumnya tidak dikenal di kubu Taliban dan Al-Qaidah di Waziristan Utara telah memperingatkan orang-orang dari hukuman jika mereka mengizinkan para wanita untuk memilih.
Pemilu Pakistan akan menandai pertama kalinya pemerintah sipil telah memerintah sesuai masanya, tanpa dikudeta oleh militer, di negara tersebut dan menyerahkan kepada yang lain melalui kotak suara. Hasilnya dianggap terbuka lebar bagi seluruh kandidat yang bertarung dalam pemilu tersebut.
Pakistan mengatakan pihaknya akan mengerahkan lebih dari 600.000 personel keamanan pada hari pemungutan suara. (an/AFP)