MAIDUGURI, NIGERIA (voa-islam.com) - Para pejuang Islam yang menyembunyikan senjata di dalam sebuah peti mati yang telah menembak mati 13 orang mata-mata dalam serangan yang menargetkan informan militer NIgeria di timur laut kota Maiduguri, dua saksi mengatakan pada hari Ahad (9/6/2013).
Sekitar sepuluh orang yang berpura-pura mengemudi ke pemakaman datang ke wilayah Maiduguri pada Jumat, menarik senjata dari peti mati dan menembaki beberapa rumah dari warga yang membantu militer, kata saksi mata.
"Boko Haram menewaskan 13 penduduk selama tembakan sporadis mereka," kata seorang saksi mata, Saleh Ibrahim. Ia mengatakan tentara kemudian menembak mati enam pejuang Islam yang tubuhnya ditinggalkan oleh jalan.
Seorang juru bicara militer pasukan tugas gabungan (JTF), Sagir Musa, menolak untuk mengomentari serangan itu namun mengatakan orang-orang di wilayah Maiduguri tersebut telah ditargetkan karena telah membantu militer mengidentifikasi Boko Haram tersangka.
..Orang-orang tersebut telah membantu JTF dengan informasi untuk menangkap para anggota Boko Haram, sehingga mereka tidak senang dan mereka datang untuk memberi pelajaran orang-orang di sana..
"Orang-orang tersebut telah membantu JTF dengan informasi untuk menangkap para anggota Boko Haram, sehingga mereka tidak senang dan mereka datang untuk memberi pelajaran orang-orang di sana," kata saksi lain, Ali Musa.
Serangan hari Jumat terjadi setelah pihak militer Nigeria membuat usaha yang paling terpadu untuk mengakhiri pemberontakan empat tahun oleh Boko Haram, yang telah menewaskan ribuan dalam kampanye untuk menciptakan negara yang diatur oleh hukum Islam di timur laut Nigeria.
Takut timur laut negara itu berubah menjadi sebuah kantong de facto pejuang Islam mirip dengan Mali utara sebelum aksi militer Prancis pada bulan Januari, Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat bulan lalu di tiga negara bagian Nigeria.
Pihak militer Nigeria mengklaim telah mendorong pejuang Boko Haram dari Maiduguri dan dari kamp-kamp mereka di dekat perbatasan dengan Chad dan Niger, namun serangan itu membuktikan bahwa para pejuang Islam masih tetap eksis di wilayah tersebut. (st/Reuters)