BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pemimpin kelompok pejuang oposisi Suriah yang terkait Al-Qaidah, Jabhat Al-Nusrah, Abu Muhammad Al-Julani memperingatkan warga Syi'ah Libanon untuk tidak membiarkan kelompok bersenjata Hizbullah menyeret mereka masuk ke dalam perang tanding di Suriah atas nama pendukung Hizbullah, Iran.
"Saya memperingatkan mereka yang mengaku Syi'ah di Libanon untuk tidak membiarkan Iran menyeret Anda ke perang yang tidak akan mampu Anda hadapi," kata SITE mengutip pernyataan pemimpin Al Nusra di dalam rekaman audio itu.
"Saya mengatakan bahwa meninggalkan Hizbullah dan tidak mengakuinya akan menyelamatkan Anda dari kesengsaraan dan bencana yang akan Anda hadapi," kata abu Mohammad al-Julani.
Dalam rekaman itu, pemimpin terdepan Al-Nusra Abu Mohammad al - Julani juga mengecam kelompok Hizbullah Libanon yang intervensi publiknya dalam konflik Suriah sejak akhir April telah menjadi faktor utama dalam berubahnya aksi perlawanan akhir-akhir ini.
..Saya memperingatkan mereka yang mengaku Syi'ah di Libanon untuk tidak membiarkan Iran menyeret Anda ke perang yang tidak akan mampu Anda hadapi..
Pidato Julani yang berjudul: "Masa Depan Lebih Baik dari Masa Lalu" itu adalah pidato pertamanya sejak 10 April, kata SITE Intelligence, yang memantau rekaman audio itu, seperti yang dilaporkan AFP.
Julani juga memperingatkan kelompok oposisi Islam lainnya di Suriah terhadap bahaya dari menerima dukungan baik yang berasal dari pemerintah Arab atau pihak barat.
"Saya memperingatkan untuk tidak membiarkan Levant (suatu kawasan di Suriah) terseret ke dalam permainan seperti itu di mana kemenangan diculik, darah terbuang dan pengorbanan sia-sia, "katanya.
Dalam intervensi publik terakhir Julani pada bulan April, ia berbicara menentang kepemimpinan Al-Qaidah di Irak atas upayanya untuk menggabungkan pejuang di kedua negara.
Dia tidak menyinggung dalam pidato terbarunya itu tentang kontroversi tersebut, yang memicu perpecahan di kalangan loyalis Al-Qaidah di Suriah, antara Jabhat Al-Nusra dan saingannya Negara Islam di Irak dan Suriah.
Kedua kelompok itu masuk dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris menurut Washington. (an/ant)