MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Pejuang Islam Al-Shabaab pada hari Ahad (4/8/2013) melakukan beberapa serangan dengan mortir dan granat di ibukota Somalia, Mogadishu, menunjukkan kemampuan para pejuang Islam untuk menyerang jantung wilayah yang dikuasai pemerintah meskipun klaim pemerintah Somalia dan sekutunya bahwa telah mengusir kelompok pejuang Islam itu dari ibukota.
Ledakan itu terjadi ketika orang-orang baru saja berbuka puasa Ramadhan.
"Kami mendengar ledakan besar sementara kami makan iftar. Kami berlari meninggalkan makanan kami, berlindung dari apa yang terdengar seperti mortir," kata ibu tiga anak Fatuma Osman kepada Reuters melalui telepon dari distrik "Kilometer 5" Mogadishu
Para pejuang Islam telah menembakkan lima mortir dan melemparkan beberapa granat, melukai setidaknya dua wanita, kata perwira senior polisi Abdiqadir Mohamud.
Juru bicara Al-Shabaab, Syaikh Abdiaziz Abu Musab mengatakan bahwa kelompok itu memulai operasi militer besar-besaran di ibukota dan menjanjikan lebih banyak serangan sebelum Ramadhan berakhir.
"Kami memulai operasi militer besar-besaran di Mogadishu pada sore hari. Ini akan berlangsung sampai besok pagi," kata Syaikh Abdiazis Abu Musab, menjanjikan lebih banyak serangan dalam beberapa hari mendatang ketika bulan suci Ramadhan berakhir.
..Kami memulai operasi militer besar-besaran di Mogadishu pada sore hari. Ini akan berlangsung sampai besok pagi..
Sementara itu pemuka agama lokal menyatakan kekhawatiran akan serangan lanjutan dari Al-Shabaab.
"Saya takut sisa malam Ramadhan akan menjadi yang terburuk untuk Mogadishu," kata pemuka lokal Farah Bulle Reuters. "Mereka telah berhasil mengindoktrinasi banyak pejuang Syahid di bulan suci."
Serangan gerilya merupakan gaya khas pejuang Al-Shabaab yang telah melancarkan kampanye enam tahun untuk penerapan syariah Islam di negara tanduk Afrika tersebut.
Al-Shabaab mengatakan akhir bulan lalu peningkatan serangan terkoordinasi yang dilakukan oleh kelompok itu menunjukkan kekuatan abadi pejuang Islam tersebut dan pada waktu itu memperingatkan lebih banyak serangan di bulan Ramadhan.
Pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, yang dikenal sebagai AMISOM, telah berjuang untuk mengontrol wilayah yang mereka klaim telah kuasai kembali dari Al-Shabaab. Pemerintah pusat memperluas sedikit pengaruh di luar ibukota di mana keamanan telah membaik sejak pasukan penjaga perdamaian memaksa pejuang Islam mundur ke luar dari kota-kota besar yang merupakan basis mereka dua tahun lalu. (st/Reuters)