View Full Version
Sabtu, 21 Sep 2013

Pejuang Oposisi Suriah dan ISIS Lakukan Gencatan Senjata di Azaz

DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Pejuang oposisi Suriah yang berpandangan sekuler telah menyetujui gencatan senjata dengan afiliasi Al-Qaidah setelah pertempuran sengit, menyusul pembunuhan dua mujahidin ISIS, di kota perbatasan kunci Azaz, kelompok pemantau mengatakan pada Jumat (20/9/2013).

Salah satu Afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut kota Azaz di perbatasan dengan Turki dalam pertempuran selama berjam-jam pada hari Rabu, yang terbaru dalam serangkaian bentrokan antara para mujahidin dan unit pemberontak utama yang berpemahaman sekuler.

Brigade Badai Utara, yang setia kepada FSA dan berbasis di Azaz, menyetujui gencatan senjata dengan ISIS di mana kedua belah pihak berjanji untuk mengamati gencatan senjata, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.

Kesepakatan itu ditengahi oleh Liwa al-Tauhid , brigade kuat oposisi Suriah yang setia kepada  Tentara Pembebasan Suriah (FSA), yang mengirimkan pejuangnya ke kota tersebut pada hari Kamis yang telah disebar ke kedua belah pihak yang bertikai, kata Observatorium.

Kelompok-kelompok yang bertikai juga melakukan pembabasan para tahanan ditangkap dalam pertempuran hari Rabu dan segera mengembalikan barang-barang rampasan dari sisi masing-masing.

Mereka sepakat bahwa setiap masalah di masa depan yang mungkin muncul ditangani oleh komite arbitrase, pengawas yang berbasis di Inggris menambahkan.

Azaz memiliki simbolis serta nilai strategis karena kota itu adalah salah satu kota pertama yang direbut dari pasukan pemerintah, pada Juli 2012, oleh para pejuang (FSA), yang mendirikan pemerintahan mereka sendiri.

Ketegangan di Azaz sendiri terjadi menyusul pembunuhan dua mujahidin ISIS, yang coba menangkap seorang warga Jerman yang mengambil gambar markas mereka, oleh unit FSA brigade Badai Utara.

Mujahidin kemudian mendatangi dan meminta brigade Badai Utara untuk menyerahkan para pembunuh rekan mereka, namun hal itu ditolak tegas oleh unit FSA tersebut sehingga berujung bentrok hingga terbunuhnya 5 pejuang Brigade Badai Utara dan terusirnya mereka dari kota tesebut.  

Ketegangan telah berputar antara beberapa kelompok pemberontak utama dan ISIS dalam beberapa bulan terakhir, terutama di wilayah utara Suriah, di mana oposisi mengontrol wilayah luas.

Beberapa kelompok lokal tidak senang dengan peningkatan kontrol teritorial ISIS, termasuk pasokan stabil senjata, serta tuduhan "kebrutalan" mereka, yang lawan-lawan ISIS sering membandingkan dengan rezim Suriah.

ISIS, di sisi lain, menuduh beberapa pemberontak yang berafiliasi dengan Dewan Tertinggi Militer FSA berkolaborasi dengan Barat. (an/tds)

, menyusul pembunuhan dua mujahidin ISIS, di kota perbatasan kunci Azaz

latestnews

View Full Version