Cairo (voa-islam.com) Sebuah kelompok yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang pejabat militer Mesir, yang terlibat dalam pembantaian terhadap pendukung Presiden Mohammad Mursi.
Ansar Bayt al- Maqdis mengatakan , pejabat militer itu, ialah Kol. Mohammad Mabruk, dan mereka, bersumpah melakukan pembunuhan lebih banyak lagi terhadap perwira yang dituduh memenjarakan dan membunuh demonstran Muslimah.
“Mabruk” adalah salah satu tiran, dan memiliki peran utama dalam aparat keamanan Mesir, dan serangan ini merupakan sikap dan balasan terhadap penangkapan dan pembantaian terhadap Muslimah ", kata sebuah pernyataan di kelompok al-Maqdis, diposting di sebuah forum internet militan Islam .
Kelompok yang berbasis di Sinai sebelumnya mengklaim membom konvoi menteri dalam negeri dalam upaya pembunuhan yang gagal. Dikatakan serangan terhadap Mabruk adalah yang pertama dalam “Serangkaian operasi, bersandi “ membebaskan para tawanan perempuan dari tangan tiran”, ungkpanya.
Jaksa Mesir menyebut 15 perempuan dan 7 anak perempuan akan diajukan ke pengadilan, karena diduga mengambil bagian dalam protes pro - Mursi yang berubah menjadi kekerasan di kota Mediterania Alexandria bulan lalu .
Lebih dari 1.000 orang, sebagian besar pendukung Mursi tewas dalam pembantaian oleh tentara dan polisi sejak penggulingan Mursi pada bulan Juli, dan ribuan telah ditangkap.
Mabruk sedianya bersaksi pekan ini untuk Mursi yang dituduh bekerja sama dengan kelompok-kelompok Hamas Palestina, dan dituduh akan melarikan diri dari penjara selama revolusi yang menggulingkan Hosni Mubarak, Januari 2011..
Ansar Bayt al – Maqdis, kekuatan kelompok jihadis di Semenanjung Sinai, menyatakan akan meningkatkan serangan mereka setelah menewaskan 10 pasukan militer Mesir, dan memperluas serangan mereka ke pusat-pusat militer Mesir. Kekuatan ini sangat kecewa dengan tindakan militer Mesir, di mana sekarang melakukan kerjasama dengan Zionis-Israel melakukan pembantaian terhadap Muslim Mesir..
Dalam pernyataannya , kelompok itu mengatakan pembunuhan terhadap Kolonel Mabruk dilakukan oleh Batalion “ Mu’tasim Billah”, ungkap kelompok itu, Rabu, 21/11/2013.
Kelompok Ansar Bayt al-Maqdis, tampaknya mengikuti perjuangan Khalifah Otsmaniyah, di abad ke 9, yang berjuang menumbangkan Kekaisaran Bizantium, karena ingin membalas penangkapan seorang wanita Muslim. Kekejaman Jendral Abdul Fattah al-Sissi, melebihi Kaisar Bizantium, menangkap wanita Muslim, dan al-Sissi tangannya telah berlumuran dengan darah, ribuan Muslim Mesir.
Kelompok militan al-Maqdis mendapatkan, “Informasi, melalui sarana elektronik kami, yang membantu melacak tiran ini, " mengacu pada kementerian dalam negeri Mesir.
Pihak militer telah mengirimkan tank dan ribuan tentara ke Sinai, menghancurkan kelompok al-Maqdis, yang terus melakukan serangan hampir setiap hari, dan telah menewaskan lebih dari 100 polisi dan tentara Mesir. Mesir pasca Presiden Mohammad Mursi, justru berada dalam kekacauan, dan hilangnya stabilitas politik dan keamanan. Ini berdampak terhadap turis yang turun secara drastis.
Sementara itu, di Kairo terus berlangsung aksi demo menentang rezim militer, dan kemarin (Selasa, 19/11/), terjadi konflik terbuka antara mahasiswa al-Azhar dengan polisi dan tentara, dan mengakibatkan 3 orang mahasiswa gugur. Aksi ini akan terus berlanjut, dan tidak akan berakhir, sampai rezim militer di bawah Jendral al-Sissi tumbang, dan dikembalikannya kekuasaan Presiden Mohammad Mursi. msh/aby