View Full Version
Jum'at, 30 May 2014

Ansar Al-Syariah Ancam Jadikan Libya sebagai Suriah Baru Jika Haftar Teruskan Perangnya

BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Kelompok jihad Libya Ansar Al-Syariah, hari Selasa (27/5/2014) menyebut mantan jenderal pemberontak Khalifa Haftar sebagai "Khadafi baru," seraya mengancam untuk mengubah negara itu menjadi Suriah baru jika Haftar meneruskan perangnya terhadap mereka.

Kelompok jihad itu mengeluarkan peringatan tersebut saat konferensi pers untuk mengecam "Operasi Kehormatan" Jenderal Khalifa Haftar.

"Kami berterima kasih kepada Allah bahwa kami mampu mengalahkan Haftar dan kami menantangnya untuk mencoba memasuki Benghazi kembali. Kami memperingatkan dia bahwa jika ia meneruskan perang ini melawan kami, umat Islam dari seluruh dunia akan datang untuk melawan, seperti yang terjadi di Suriah sekarang ini," Libya Herald mengutip perkataan pemimpin Ansar Al-Syariah Mohamed Al-Zahawi.

Pemimpin kelompok terinsipirasi Al-Qaidah itu melanjutkan dengan melabeli Haftar sebagai "Kadhafi baru", AFP melaporkan. "Jika dia bersikeras untuk perang kotor ini, itu akan membuka gerbang neraka pada dirinya dan seluruh wilayah," kata Al-Zahawi.

Tentara "bayaran" asing

Pesukan militer pimpinan Haftar menyerbu Benghazi pada awal Mei lalu dalam apa yang ia katakan sebagai perang melawan kelompok teroris (baca;mujahidin), menewaskan 80 orang dan melukai ratusan lainnya.

Kelompok jihad Libya Ansar al-Syariah bersumpah untuk mempertahankan benteng mereka di kota kedua Benghazi melawan aliansi tentara "bayaran" asing yang ingin menghancurkan mujahidin.

Kelompok ini mengatakan bahwa serangan mematikan di kota timur itu pada hari Jumat yang terutama ditargetkan pasukan mereka adalah " perang melawan Islam ... diatur oleh Amerika Serikat dan sekutunya dari Arab"

Khalifa Haftar, seorang mantan Kolonel era Khadafi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama lebih dari dua dekade sebelum kembali selama pemberontakan dimana dia menjadi salah satu komandan pemberontak, telah lama dituduh terkait dengan Badan Intelijen Pusat AS CIA, pertama dari rezim Khadafi, dan kemudian dari komandan pemberontak saingannya.

Karena latar belakangnya tersebut, tidak berlebihan jika orang-orang menuduhnya dibayar Amerika. (st/mgrb)


latestnews

View Full Version