View Full Version
Rabu, 24 Sep 2014

Abu Sayyaf Ancam Penggal Sandera Jerman Jika Berlin Terus Dukung Koalisi Perangi IS

MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Kelompok mujahidin Abu Sayaf di Filipina selatan telah mengancam akan membunuh dua sandera Jerman yang telah mereka tahan sejak April kecuali Jerman berhenti mendukung tindakan AS terhadap mujahidin Islamic State, layanan monitoring SITE mengatakan.

Ini merupakan reaksi kedua dari kelompok mujahidin di berbagai belahan dunia atas serangn udara koalisi pimpinan AS setelah sebelumnya kelompok afiliasi IS di Aljazair melakukan ancaman serupa terhadap sandera Prancis yang mereka tangkap beberapa hari sebelumnya.

Para pejabat keamanan Filipina mengatakan pada Rabu (24/9/2014) bahwa mereka memeriksa laporan intelijen atas ancaman dari kelompok Abu Sayyaf, yang juga menuntut uang tebusan sebesar 5,6 juta dolar AS untuk pembebasan tawanan tersebut.

"Mereka dilaporkan ditahan di sini tapi, sejauh tuntutan semacam itu bersangkutan, kami memeriksanya," kata Abraham Orbita, seorang pejabat polisi.

Dalam pesan itu, yang didistribusikan melalui Twitter, Kelompok Abu Sayyaf (ASG) mengatakan mereka akan "membunuh salah satu dari dua sandera" jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam waktu 15 hari, menurut SITE Intelligence Group, yang melacak komunikasi dari kelompok-kelompok Islam.

"Sebuah pesan yang dikaitkan dengan kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina mengancam bahwa dua sandera Jerman akan dibunuh kecuali jika negara itu membayar uang tebusan dan Jerman menghentikan dukungannya kepada Amerika Serikat melawan Islamic State (IS)," lapor SITE.

Kedutaan Jerman di Manila menolak untuk berkomentar.

Serangan udara ke mujahidin Suriah

Amerika Serikat dan sekutu Arabnya untuk pertama kalinya pada hari Selasa membom tidak hanya kelompok IS namun juga afiliasi Al-Qaidah di Suriah, membunuh sejumlah pejuang Islamic State dan anggota kelompok Jabhat Al-Nusrah. Kelompok mujahidin yang telah merebut petak besar di Irak dan Suriah tersebut mendeklarasikan Negara Islam di wilayah dua negara yang telah mereka rebut.

Jerman telah mengesampingkan mengambil bagian dalam serangan udara, tetapi merusak tabu mengenai pengiriman senjata ke daerah konflik aktif pasca-Perang Dunia II dengan menyetujui untuk mempersenjatai pejuang Kurdi yang memerangi mujahidin IS di Irak utara.

Menurut laporan media, dua orang Jerman, seorang pria dan seorang wanita, ditawan di bawah todongan senjata dari kapal pesiar antara Borneo Malaysia dan Filipina Selatan pada bulan April.

Abu Sayyaf telah dipersalahkan karena pemenggalan kepala, pemboman dan penculikan untuk tebusan. Kelompok ini juga menahan warga Belanda, Swiss, Jepang dan beberapa orang Filipina di selatan negara mayoritas beragama Katolik Roma.

Pada tahun 2001, kelompok Abu Sayyaf di provinsi selatan pulau Basilan memenggal seorang warga Amerika yang telah ditawan dari sebuah resor pulau di provinsi Palawan. Dua orang Amerika lainnya ditahan selama lebih dari setahun, dan satu tewas dalam operasi penyelamatan. Yang lainnya selamat dengan luka ringan. (st/AP)


latestnews

View Full Version