View Full Version
Jum'at, 31 Oct 2014

20-30 Mantan Tahanan Guantanamo Diduga Bergabung dengan Kelompok Mujahidin di Suriah

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sebanyak 20 sampai 30 mantan tahanan Teluk Guantanamo - beberapa di antaranya dibebaskan dalam tiga tahun terakhir - diduga oleh para pejabat intelijen dan pertahanan telah bergabung dengan pasukan Islamic State dan kelompok mujahidin lainnya di dalam wilayah Suriah, Fox News melaporkan.

Perkembangan itu telah mengokohkan kekhawatiran bahwa militer AS akan sekali lagi menghadapi mujahidin yang diambil dari medan perang.

Data intelijen ini menawarkan gambaran yang beragam, dan para pejabat mengatakan angka yang tidak tepat. Tapi mereka yakin setidaknya beberapa dari tahanan yang dibebaskan berjuang dengan Islamic State, atau IS, di tanah di dalam wilayah Suriah. Yang lainnya diyakini mendukung Al-Qaidah atau afiliasinya di Suriah Jabhat Al-Nusrah..

Sejumlah mantan tahanan juga telah memilih untuk membantu kelompok-kelompok ini dari luar negeri, dengan pembiayaan operasi dan mendukung kampanye propaganda mereka.

Sumber yang berbicara kepada Fox News tidak bersedia memberikan identitas para mujahidin tersebut.

Pejabat senior pertahanan dan intelijen mengklaim sebagian besar tahanan yang dibebaskan dari Guantanamo tidak kembali ke medan jihad - dan mereka yang melakukannya, relatif sedikit yang telah berhasil sampai ke Suriah.

Dari 620 tahanan yang dibebaskan dari Teluk Guantanamo, 180 telah kembali atau diduga telah kembali ke medan jihad.

Dari 180 itu, sumber tersebut mengatakan 20 sampai 30 telah bergabung baik dengan IS atau kelompok mujahidin lainnya di Suriah, atau berpartisipasi dengan kelompok-kelompok ini dari negara-negara luar. Para pejabat mengatakan sebagian besar dari 20 sampai 30 orang itu beroperasi di dalam wilayah Suriah.

Para pejabat tinggi militer, hari Kamis (30/10/2014) mengakui residivisme tersebut namun menegaskan kebanyakan tidak kembali ke medan perang.

"Kita tahu bahwa beberapa tahanan yang telah keluar dari Guantanamo telah kembali ke pertarungan, medan perang. Kami menyadari itu dan kami berpikir bahwa secara keseluruhan kebijakan untuk menutup Guantanamo jelas dalam kepentingan Amerika Serikat, sebagaimana presiden telah ungkapkan, "kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel.

Jenderal Martin Dempsey, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan: "Kami percaya bahwa residivisme adalah fraksi yang relatif kecil dari mereka para tahanan yang telah ditempatkan ke dalam kondisi di mana risiko residivisme diminimalisir. Tapi bahkan satu pun tidak akan membuat seseorang yang mengenakan seragam itu sangat puas. "

Mayoritas dari para mujahid yang dibebaskan ke negara asal mereka cenderung untuk bertahan dan melawan secara lokal. Warga Afghanistan yang kembali ke medan perang, misalnya, cenderung untuk tinggal di Afghanistan.

Namun para pejabat tersebut mengatakan mantan tahanan yang telah bergabung dengan IS di Suriah telah bermigrasi dari negara-negara Eropa dan Afrika yang setuju untuk menerima mereka dari Amerika Serikat. Mesir dan Tunisia, serta enam negara Eropa, termasuk di antara mereka.

Menurut sebuah sumber, ada 149 tahanan masih di penjara di Teluk Guantanamo, hampir 90 dari mereka berasal dari Yaman. Dari 149 tersebut, delapan puluh tahanan saat ini memenuhi syarat untuk dipindah. (st/fox)


latestnews

View Full Version