View Full Version
Senin, 12 Jan 2015

Jabhat Al-Nusrah Ancam Luncurkan Serangan Baru Pada Syi'ah Jabal Mohsen dan Hizbullata

TRIPOLI, LIBANON (voa-islam.com) - Kelompok Afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-NUsrah pada hari Ahad (11/1/2015) mengancam warga Syi'ah Jabal Mohsen dan militan Syi'ah Hizbullata dengan serangan baru, sehari setelah menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom jibaku kembar yang menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 37 orang lain di lingkungan Syi'ah di Tripoli.

"Kami akan berupaya untuk menyerang Anda di jantung Anda dan Anda akan membayar atas kejahatan yang terus menerus terhadap masyarakat Sunni dan serangan Anda terhadap tempat-tempat suci mereka di tanah Syam (Suriah dan Libanon)," kata Al-Nusrah dalam pernyataan yang diterbitkan pada akun Twitter cabang Qalamun, mengalamatkan ancaman terhadap Syi'ah Alawit Libanon, Syi'ah Hizbullata dan "sekutu-skutu mereka."

Dua pembom jibaku yang berasal dari kota utara Tripoli melakukan serangan hari Sabtu di sebuah kafe di Jabal Mohsen, sebuah distrik Syi'ah Libanon yang sebagian besar loyal kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Jabhat Al-Nusrah dengan cepat menyatakan pemboman kembar mematikan tersebut, meskipun Menteri Dalam Negeri Nouhad al-Mashnouq telah mengumumkan bahwa kelompok Daulah Islam (IS) terlibat dalam serangan itu, dengan alasan informasi "awal."

Jabhat Al-Nusrah mengatakan operasi itu sebagai pembalasan untuk "serangan oleh Syi'ah Nushayri Jabal Mohsen (Alawit) di masjid komunitas Sunni di Tripoli."

Itu mengacu pada bom kembar 23 Agustus 2013 yang menargetkan masjid Sunni al-Salam dan al-Taqwa Tripoli dan menyebabkan 45 orang tewas dan lebih dari 500 luka-luka.

Pengadilan Libanon telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dalam kasus tersebut pemimpin Partai Demokrat Arab ex-anggota parlemen Syi'ah Ali Eid, yang gagal muncul di sidang pada hari Sabtu.

"Pemerintah Libanon telah menutup mata terhadap kejahatan ini dengan mengizinkan para penjahat yang melakukan tindakan keji tersebut melarikan diri dari, total mengabaikan sentimen masyarakat Sunni di Libanon," tambah al-Nusra dalam pernyataannya. (an/nh)


latestnews

View Full Version