MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Sedikitnya 25 tentara Somalia termasuk seorang komandan militer distrik setempat tewas tangan Al-Shabaab setelah terjadinya pertempuran antara mujahidin dan pasukan pemerintah di Somalia selatan, warga dan kelompok mujahidin afiliasi Al-Qaidah di negara Tanduk Afrika itu mengatakan pada hari Sabtu (23/5/2015).
Al-Shabaab melancarkan serangan terhadap pasukan pemerintah pada hari Jum'at malam di distrik Awdigle dan desa Mubarak di wilayah Shabelle Bawah, selatan ibukota. Bentrokan berlangsung sampai Sabtu pagi, kata warga.
Mujahidin Al-Shabaab dan pasukan pemerintah, yang mengontrol dua tempat tersebut, juga bertempur di sana pekan lalu.
"Kami tidak tidur semalam karena mereka saling menembakkan mortir dan tembakan sepanjang malam," kata warga Afrah Hussein kepada Reuters dari distrik Awdigle, menambahkan ia telah menghitung 17 orang tewas tetapi tidak bisa mengatakan jika mereka adalah tentara atau anggota Al-Shabaab.
Hassan Kassim, seorang warga di desa Mubarak, mengatakan ia melihat tujuh orang tewas dari kedua belah pihak.
Juru bicara operasi militer Al-Shabaab, Abdi Azis Abu Musab, mengatakan kepada Reuters anggota kelompoknya telah menewaskan 25 tentara, 18 di Awdigle dan tujuh Mubarak. Dia tidak menyebutkan jumlah anggota Al-Shabaab yang gugur dalam peristiwa itu.
Abdikadir Mohamed Sidi, gubernur wilayah Shabelle Bawah, mengatakan kepada Reuters bahwa komandan pasukan pemerintah di Awdigle, Kolonel Dahir Shekaal, tewas dalam serangan tersebut.
Pasukan Uni Afrika AMISOM dan tentara Somalia telah mendorong Al-Shabaab, yang ingin menggulingkan pemerintah sekuler Somalia yang didukung Barat, ke dalam wilayah kantong-kantong kecil, namun kelompok ini masih biasa meluncurkan serangan mematikan terhadap pasukan pemerintah dan sekutunya dari daerah-daerah itu.
Meskipun para diplomat mengatakan mujahidin Al-Shabab telah didorong keluar terutama ke daerah-daerah di perbukitan Galgala di utara dan Lembah Juba di selatan, kelompok ini terus meluncurkan serangan mematikan di ibukota Mogadishu yang menargetkan para pejabat pemerintah serta terhadap pasukan Somalia dan AMISOM. (st/Reuters)