PALMYRA (voa-islam.com) - Daulah Islam (IS) menghancurkan penjara di kota Suriah Palmyra. Menurut pejuang IS mengatakan, penjara Palmyra selama beberapa dekade menjadi salah satu pusat penahanan yang paling mengerikan di Suriah, Sabtu, 1/6/2015.
Penjara itu "sebagian besar hancur setelah IS menanam bahan peledak di dalam penjara dan di sekitarnya". Langkah IS itu, tak lama setelah Mujahidin merebut Palmyra dari pasukan rezim Bashar al-Assad, ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.
Pendukung IS memposting gambar di Twitter untuk menunjukkan penjara terkenal yang diledakkan. Penjara Palmyra yang paling mengerikan dan menakutkakn itu, kini hanya tinggal menjadi puing-puing akibat ledakan yang sangat dahsyat.
Penjara adalah tempat pembantaian pada tahun 1980, di mana ribuan tahanan tewas di tangan rezim Syi'ah Alawiyyit yang dipimpin Hafez al-Assad (ayah Bashar al-Assad).
Penjara Palmyra menjadi terkenal di seluruh Suriah, dan sebagai simbol kebrutalan rezim mantan presiden Hafez al-Assad dan putranya dan penggantinya, Bashar al Assad, yang tiada taranya sepanjang sejarah negara itu.
Penjara Palmyra menjadi tempat penahanan para tokoh politik sampai 2011, bersamaan munculnya pemberontakan. Kemudian, penjara Palmyra menjadi penuh sesak dengan desertir (pembangkang) rezim al-Assad dan para penentang anti-pemerintah yang damai berubah menjadi perang saudara yang brutal.
"IS telah menghabisi dan menyapu bersih bukti kejahatan dari keluargag Assad dengan meledakkan penjara paling terkenal Palmyra," kata anggota oposisi Suriah Mohammad Sarmini di Twitter. "Penjara Palmyra menjadi saksi kejahatan abad ini," ungkap seorang aktivis anti-Assad tweeted.
Observatorium itu mengatakan pasukan pemerintah al-Assad memindahkan para tahanan dari penjara Palmyra sebelum IS menyerbu kota bersejarah Palmyra, yang merupakan tempat yang paling bernilai bagi UNESCO. Simbol kekejaman klan al-Assad telah musnah di tangan IS. [dta/aby/vao-islam.com]